Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Pefindo Turunkan Rating Bank Victoria Jadi idA- Outlook Negatif

Pefindo Turunkan Rating Bank Victoria Jadi idA- Outlook Negatif

Marketnews.id Hampir semua bidang usaha terpapar pendemi covid-19. Kecuali bisnis yang bergerak dalam bidang kesehatan yang dapat memanfaatkan kondisi ini. Bisnis perbankan salah satu bisnis yang secara langsung terpapar dengan Pendemi Covid-19 ini. Bahkan lembaga rating Pefindo menurunkan peringkat bank ini.

PT Bank Victoria International Tbk. mendapat peringkat idA- dengan outlook negatif dari Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Rating ini turun dari sebelumnya, yaitu dengan outlook stabil.

Analis Pefindo Imelda Rusli mengatakan revisi rating tersebut lebih dikarenakan dampak negatif pandemi virus corona pada tahun ini.

“Corona akan membuat emiten berkode BVIC ini melemah dari sisi profil kredit dan profitabilitas,” katanya dalam siaran pers Pefindo.

Adapun, per akhir Desember 2019 Bank Victoria memiliki konsentrasi pinjaman yang tinggi di sektor-sektor yang secara substansial dipengaruhi oleh pendemi Covid-19 yakni real estat dengan porsi sebesar 21,4 persen, perdagangan, restoran, dan hotel dengan porsi 21,0 persen, sektor pembiayaan dengan porsi 18,6 persen, dan industri manufaktur dengan porsi 10,6 persen.

Di samping itu, 99,4 persen dari portofolio pembiayaan disalurkan ke wilayah Jawa, yang merupakan daerah terpengaruh oleh pendemi Covid-19 secara signifikan.

“Kemampuan melemahnya debitur dapat menjadi gangguan dalam kualitas aset dan profil profitabilitas serta arus kas masuk dari operasi,” katanya.

Di samping itu, rasio kredit bermasalah perseroan telah berada pada posisi yang cukup tinggi yakni 5,8 persen pada akhir 2019, naik dari 3,5 persen pada 2018. Posisi ini jauh lebih lemah dari rata-rata industri perbankan 2,5 persen pada 2019.

Perseroan mencatat rasio pinjaman dalam perhatian khusus (special mention loan/SML) yang juga cukup tinggi di level 9,0 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan, yang sebesar 5,1 persen pada akhir tahun lalu.

“Porsi lebih tinggi dari pinjaman tidak lancar dan yang direstrukturisasi dapat menyebabkan turunnya arus kas dari bisnis intermediasinya akan mempengaruhi posisi likuiditasnya,” paparnya.

Check Also

Manajemen Pun Ragu WSKT Mampu Tunaikan Kewajiban Rp82,1 Triliun

MarketNews.id- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan kewajiban sebesar Rp82,107 triliun pada akhir Juni 2024. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *