Marketnews.id Akibat pendemi Covid-19, berbagai tekanan terhadap hampir seluruh bidang usaha sudah mulai terlihat dampaknya. Emiten yang bergerak dalam pariwisata dan turunannya sudah mulai merasakan dampak dari pendemi covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
PT Bursa Efek Indonesia menyatakan penutupan akses darat, udara, dan laut oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 tidak berdampak terlalu banyak bagi pasar saham domestik.
“Insya Allah enggak [jadi sentimen negatif]. Kalau dilihat hari ini pun tidak berdampak terlalu banyak,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi saat konferensi pers virtual, Jumat (24/4/2020).
Inarno mengatakan kebijakan itu ditempuh oleh pemerintah untuk meredam meluasnya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya optimistis laju indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak akan terlalu terpengaruh.
Sementara itu BEI melaporkan total realisasi buyback atau pembelian kembali saham mencapai Rp876,09 miliar hingga, Kamis (23/4/2020).
Menurut Inarno Djajadi, sebanyak 65 perusahaan sudah melaporkan rencana buyback hingga, Kamis (23/4/2020). Jumlah itu terdiri atas 12 perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dan 53 non BUMN.
“64,6 persen dari total 65 perusahaan yang sudah merencanankan buyback sudah melaksanakan [per 23 April 2020],” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/4/2020).
Inarno menjelaskan bahwa total realisasi buyback oleh BUMN baru senilai Rp181,63 miliar dari total rencana Rp10,15 triliun. Selanjutnya, realisasi dari non-BUMN mencapai Rp694,46 miliar hingga 23 April 2020.
Dengan demikian, total buyback yang telah terealisasi senilai Rp876,09 miliar sampai dengan, Kamis (23/4/2020). Adapun, BEI mencatat total rencana buyback yang sudah masuk senilai Rp19,13 triliun.
Sebagai catatan, OJK telah mengeluarkan Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 tanggal 9 Maret 2020. Isi dari edaran itu utamanya merelaksasi pembelian kembali atau buyback dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Melihat data di atas, potensi Buy-back saham masih besar jumlahnya. Dari Rp 19 triliun dana yang akan dibelanjakan buat buyback saham, baru Rp 876 miliar yang dibelanjakan di pasar sekunder BEI. masih ada Rp 18 triliun yang akan segera kembali masuk pasar. Jadi wajar bila BEI Optimistik pasar akan tetap kondusif.