Home / Corporate Action / Astra- Stanchart Sepakat Menjual Bank Permata Di Harga 1,63 kali nilai buku

Astra- Stanchart Sepakat Menjual Bank Permata Di Harga 1,63 kali nilai buku

Marketnews.id Depresiasi rupiah, jadi alasan mengapa Astra dan Stanchart rela melepas Bank Permata di harga 1,63 kali dari harga buku. Padahal saat kesepakatan di akhir 2019 lalu, harga penjualan Bank Permata kepada pihak pembeli Bangkok Bank adalah 1,77 kali dari nilai buku.

PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (Stanchart) memutuskan untuk menjual seluruh saham yang ada di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank).


Berdasarkan keterbukaan informasi ASII yang dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (20/4) malam, rencana penjualan saham di BNLI tersebut sudah disepakati oleh ASII, StanChart dan Bangkok Bank melalui penandatangan Amandement to Conditional Share Purchase Agreement pada 20 April 2020.


Sebelum menandatangani Amandement Letter tersebut, pada 12 Desember 2019 ketiga perusahaan tersebut telah menandatangani Conditional Share Purchase Agreement ( CSPA ) terkait penjualan seluruh saham ASII dan StanChart yang ada di BNLI.


Pada CSPA yang disepakati akhir tahun lalu, harga pembelian sebesar 1,77x book value PermataBank berdasarkan nilai buku terakhir yang diterbitkan oleh BNLI sebelum penyelesaian transaksi. Maka, harga pembelian diubah menjadi 1,63 book value PermataBank berdasarkan nilai buku yang diterbitkan BNLI untuk periode yang berakhir 31 Maret 2020.


“Perubahan dalam Amandement Letter bergantung pada penyelesaian transaksi yang terjadi pada atau sebelum 30 Juni 2020. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka Amandement Letter secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku. Sehingga, ketentuan yang berlaku adalah sesuai CSPA ,” demikian disebutkan dalam keterbukaan informasi ASII.


StanChart dan Astra International, masing-masing memegang 44,56 persen saham BNLI, akan menjual gabungan 89,1 persen kepemilikan mereka di BNLI ke Bangkok Bank dalam kesepakatan tunai yang diungkapkan pertama kali pada Desember tahun lalu. Ini akan menjadi akuisisi besar pertama di luar negeri untuk bank Thailand.


Dengan kesepakatan harga jual yang direvisi, transaksi akan berjumlah USD3,22 miliar berdasarkan nilai buku 1,63 kali pada tanggal 31 Desember 2019.
Harga aktual akan ditentukan berdasarkan nilai buku Permata yang diterbitkan untuk periode yang berakhir 31 Maret 2020.


Dalam keterangan resminya, Selasa (21/4) Standard Chartered bilang penurunan harga jual tersebut juga bakal mengurangi nilai yang akan hingga 18% dibandingkan kesepakatan Desember 2019 lalu.


“Estimasinya ada pengurangan 18% dibandingkan kesepakatan pada Desember 2019. Ini disebabkan oleh beberapa revisi penilaian, pengurangan ekuitas pemegang saham Bank Permata karena adopsi IFRS 9, dan depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS baru-baru ini.


Mengacu harga 1,63  book value , Standard Chartered akan menerima Rp 17 triliun atau setara US$ 1,06 miliar, nilai tersebut masih lebih besar US$ 0,3 miliar dibandingkan nilai tercatat Standard Chartered di Bank Permata. Astra juga akan menerima nilai serupa, mengingat kedua pihak masing-masing bakal melepas 44,56% kepemilikannya di Bank Permata.


Adapun Standard Chartered menambahkan acuan harga 1,63 kali book value  akan buat modal tier 1 mereka meningkat 40 bps, dan mengurangi aset tertimbang menurut risiko ( ATMR ) sekitar US$ 9,1 miliar. Pun ada dekonsolidasi ekuitas senilai US$ 0,5 miliar.


“Dampak dari transaksi akan dimasukkan dalam item yang dinormalisasi untuk menentukan kinerja grup. Karena transaksi diharapkan akan ditutup di masa mendatang, dampak aktual terhadap modal tier 1 akan ditentukan pada saat penyelesaian,” sambung mereka.


.


“Perubahan dalam Amandement Letter bergantung pada penyelesaian transaksi yang terjadi pada atau sebelum 30 Juni 2020. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka Amandement Letter secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku. Sehingga, ketentuan yang berlaku adalah sesuai CSPA ,” demikian disebutkan dalam keterbukaan informasi ASII.

Check Also

BEI Minta Lembaga Peracik Indeks MSCI Gunakan Metodologi Dan Prinsip Universal

MarketNews.id-  Bursa Efek Indonesia (BEI), meminta lembaga peracik indeks skala global seperti MSCI dan lainnya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *