Marketnews.id Sedia payung sebelum hujan, salah satu ungkapan yang sering dilontarkan di dunia asuransi untuk merangkul nasabah. Semakain banyak nasabah asuransi, semakin menguntungkan perusahaan asuransi tersebut. Keberhasilan bisnis asuransi salah satu nya dilihat dari besar atau kecilnya premi yang diraih.
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo mencatatkan kinerja positif tahun lalu. Askrindo berhasil mencatatkan pendapatan premi senilai Rp 14,12 triliun. Nilai itu tumbuh 34,84% year on year (yoy) dari pencapaian 2018 senilai Rp 10,17 triliun.
Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi menyatakan lonjakan bisnis tahun lalu karena persero aktif memasuki pasar. Ia bilang mendatangi targeted costumer agar menggunakan produk Askrindo. Ia bilang secara produk, asuransi kredit masih paling besar, memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap total portofolio bisnis.
“Tahun ini kami target dua digit lebih dari 10%. Strategi mengejar target premi tahun ini untuk pelanggan utama kami jadinya key account, misalnya perbankan Himbara atau perusahaan besar, itu kami jadikan key account, kami cari tahu kebutuhan mereka satu-satu misal kebutuhan dengan penyuplai atau distributor,” ujar Andrianto di Jakarta pekan lalu.
Selain itu tambahnya, perusahaan telah menetapkan beberapa industri yang akan menjadi incaran sepanjang 2020. Ia menilai consumer goods memiliki potensi besar bagi perusahaan asuransi. Lalu industri yang berorientasi ekspor.
Selain itu, Askrindo tahun ini masih akan fokus memberikan penjaminan bagi kredit usaha rakyat (KUR).
Asal tahu saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri asuransi umum berhasil menghimpun pendapatan premi senilai Rp 80,12 triliun pada tahun lalu. Nilai itu tumbuh 14,62% year on year (yoy) dari pendapatan premi pada 2018 senilai Rp 69,9 triliun. Bisa dibilang, potensi bisnis ini masih terbuka luas ke depannya.