Home / Korporasi / BUMN / BNI: Dari Menerbitkan Global Bond USD500 juta Hingga mendirikan Anak Usaha Baru.

BNI: Dari Menerbitkan Global Bond USD500 juta Hingga mendirikan Anak Usaha Baru.

Marketnews.id Tahun 2020 tinggal satu bulan lagi. Beberapa langkah strategis telah disiapkan oleh manajemen PT Bank Negara Indonesia (BNI).

Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni memastikan perseroan akan menerbitkan global bond atau surat utang global pada tahun depan. Nilai obligasi global yang akan diterbitkan mencapai US$ 500 juta.

Menurut Baiquni, penerbitan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mencari sumber pendanaan non konvensional. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan juga membayar utang yang jatuh tempo.

“Itu (global bond US$ 500 juta) kita sudah ambil. Tujuannya untuk ganti pinjaman-pinjaman yang jatuh tempo dan menambah ekspansi juga,” katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Baiquni tak menyebutkan kapan waktu tepatnya global bond akan diterbitkan. Namun sebelumnya diketahui rencana ini akan direalisasikan pada kuartal I 2020. Dia juga bilang hal tersebut bisa ditentukan dalam waktu singkat.

Perseroan sendiri memproyeksi pertumbuhan laba pada tahun 2020 akan mencapai 17%. Angka ini terhitung tinggi lantaran pertumbuhan laba tahun ini diperkirakan hanya sekitar 4,7% sehingga basis pertumbuhannya menjadi rendah.

Sementara untuk pertumbuhan kredit tahun depan, bank berlogo 46 tersebut menargetkan 11-13%. Angka ini masuk dalam rentang proyeksi pertumbuhan kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2020 sebesar 12-13%.

Selain itu, BNI menargetkan pertumbuhan aset pada 2020 sebesar 9-11%, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12-14%, dan kredit macet atau non performing loan (NPL) 1,8-2%.

Dengan kondisi di atas, perseroan masih punya peluang untuk mengemban usaha.

Untuk meningkatkan kinerjanya, tahun depan perseroan berencana menambah anak usaha.
Menurut Achmad Baiquni, perseroan akan menambah satu perusahan di bidang asuransi kerugian dan modal ventura. Rencana tersebut masih belum difinalisasi dan akan masuk ke rencana bisnis bank (RBB) BNI 2020.

Selain itu, Baiquni tidak menyebut berapa dana yang disiapkan perseroan, namun katanya dana yang diperlukan untuk memiliki kedua perusahaan tersebut tidaklah besar.
Untuk skema aksi korporasi tersebut, masih belum tahu apakah akan dilakukan dengan skema akuisisi atau mendirikan perusahaan secara langsung.
Seperti diketahui, per September 2019 BBNI membukukan pertumbuhan laba sebesar 4,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp12 triliun.
Sebelumnya Direktur Keuangan BBNI Ario Bimo menyebut bahwa pada kuartal III laba telah menguat karena sejumlah strategi. Beberapa di antaranya adalah fokus pada peningkatakn pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) dan menjaga komposisi dana murah (current accoung savings account/CASA).
“Sejauh ini semua masih sesuai dengan rencana bisnis kami. Sekarang fokus perbaikan COF [cost of fund/beban dana]. Ini sudah terlihat dari rasio CASA kami yang mencapai 64%,” katanya.
Hingga akhir tahun ini bank menjaga COF pada kisaran 3% hingga 3,2%. Namun bank berharap akan dapat membukukan lebih baik pada penghujung tahun dari target tersebut.
Dari segi profitabilitas bisnis utama, bank mencatat rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) per September 2019 sebesar 4,9%. Capaian ini stagnan bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Adapun, perseroan optimis dengan menargetkan laba bersih perseroan dapat meningkat sebesar 15%-17% pada 2020. Hingga akhir 2019, perseroan memproyeksikan pertumbuhan laba bersih tidak akan bergerak jauh dari posisi kuartal III/2019.

Check Also

Bisnis PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) Tetap Jalan, Meski Direksi Jadi Tersangka

MarketNews.id Perjalanan bisnis suatu perusahaan penuh dengan gejolak dan tantangan. Apalagi buat perusahaan publik. Segala …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *