Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / TOPS : Harga Saham Jatuh Karena Persepsi Negatif Pasar

TOPS : Harga Saham Jatuh Karena Persepsi Negatif Pasar

Marketnews.id Semua pelaku bursa sepakat, terbentuk nya harga saham dilantai bursa berkaitan dengan fundamental kinerja dan persepsi pasar terhadap kinerja perusahaan. Ada saham dengan harga rendah, tapi kinerja fundamental perusahaan sangat baik. Perusahaan tidak dapat berbuat banyak, karena fundamental perusahaan sudah terjaga. Sementara harga saham tetap rendah. Yang perlu dilakukan adalah sosialisasi kepada pemegang saham dan sikap manajemen yang lebih terbuka.

Disisi lain, ada perusahaan yang memiliki kinerja fundamental biasa biasa saja bahkan cenderung negatif, tapi harga sahamnya sangat atau cukup tinggi. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki beban yang berat agar harapan atau persepsi pemegang saham sesuai dengan persepsi pasar.

Seperti.diketahui, PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) menyebutkan, penurunan harga saham hingga ke level terendah di posisi Rp50 per lembar disebabkan oleh respons negatif para pelaku pasar terhadap kegiatan usaha perseroan.


Pernyataan tersebut seperti disampaikan Direktur TOPS, Eko Wardoyo usai melakukan Public Expose Insidentil di Gedung Bursa Efek (BEI) Jakarta, Jumat (21/2).

Pelaksanaan paparan publik tersebut atas permintaan BEI terkait penurunan kumulatif harga saham TOPS.
“Penurunan harga (saham TOPS) karena ada faktor sentimen negatif. Market merespons-nya seperti itu,” ujar Eko tanpa menyebutkan bentuk sentimen negatif dari kegiatan usaha TOPS atau pun induk usaha, PT Totalindo Investama Persada.


Eko mengaku, penurunan harga saham TOPS secara kumulatif yang berujung sanksi suspensi dari BEI tersebut merupakan mekanisme pasar. Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdagangan saham TOPS pada 18 Februari 2020, namun BEI kembali membuka suspensi mulai Sesi I perdagangan di 19 Februari 2020.


Perlu diketahui, saat ini harga saham TOPS berada di level Rp50 per saham atau mengalami penurunan tajam dari Rp585 per saham pada penutupan perdagangan 1 November 2019.

Untuk memperbaiki persepsi negatif terhadap perseroan, emiten konstruksi swasta PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) mengaku sudah menyelesaikan beberapa proyek besar termasuk pembangunan apartemen mewah South Hills yang diduga dimiliki oleh tersangka Benny Tjokro.

Dalam penyampaian public expose insidentilnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Jumat (21/2/2020), Direktur Totalindo Eka Persada Eko Wardoyo menegaskan investor tak perlu khawatir karena pihaknya sudah menerima pembayaran lunas.

“Untuk apartemen South Hills, kita sudah selesaikan dan saat ini sedang kita serahterimakan dan saat ini sedang masa pemeliharaan,” tegas Eko di Gedung Bursa Efek Indonesia.

“Kita sudah dibayar lunas 100 persen. Jadi kekhawatiran (investor) tidak diperlukan lagi,” sambungnya.

Lebih lanjut, TOPS mengklaim menyelesaikan proyek rusunami DP 0 persen Klapa Village Tower A sebanyak 780 unit senilai Rp189 miliar. Proyek perseroan juga akan berlanjut dengan pembangunan Klapa Village Tower B dengan nilai proyek sebesar Rp938 miliar.

Direktur Totalindo Eka Persada Salomo Sihombing menyampaikan hingga Februari 2020 perusahaan mengantongi kontrak senilai Rp6,7 triliun.

“Yang saat ini sedang kami kerjakan beberapa lebih dari 10 tender yang sedang kita ikuti dan di bulan ini kita sudah terima SPK (Surat Perintah Kerja) 3 proyek,” ungkapnya.

Target kontrak baru TOPS sebesar Rp3 triliun pada 2020. Capaian kontrak baru sampai dengan saat ini mencapai Rp309,1 miliar atau 10,3 persen dari target setahun penuh.

Check Also

Kerugian PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Turun 31,3 Persen Jadi Rp2, 589 Triliun Di 2024

MarketNews.id-Waskita Karya (WSKT), mengalami penyusutan pendapatan sedalam 2,2 persen secara tahunan menjadi Rp10,705 triliun pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *