Marketnews.id Hari ini emiten ke 39 yaitu PT Gaya Abadi Sempurna Tbk resmi telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan komponen elektronik ini melepas 500.000.000 saham atau setara 25 persen dari modal disetor.
Dalam debut perdananya, saham SLIS langsung mengalami auto reject dengan kenaikan hingga 69,57 persen ke level Rp 195 per saham dari harga pembukaan Rp 115 per saham.
“Pencatatan saham ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk Go Public melalui mekanisme perdagangan di BEI. Mulai saat ini PT Gaya Abadi Sempurna Tbk resmi menjadi perusahaan publik dan merupakan Emiten ke-39 yang mencatatkan sahamnya di BEI pada tahun 2019 ini,” kata Direktur Utama PT Gaya Abadi Sempurna Tbk Edi Hanafiah Kwanto di gedung BEI Jakarta, Senin (7/10).
Dana hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan Perseroan untuk membeli bahan baku impor dan pembayaran pinjaman kepada Perusahaan Anak.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas serta 3 perusahaan Penjamin Emisi Efek yakni PT Panca Global Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas, dan PT Corpus Sekuritas Indonesia.
Menurut Direktur Investment Banking PT Investindo Nusantara Sekuritas, yang bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Anshy M Sutisna mengatakan, pada Masa Penawaran Umum tercatat sebanyak 1.619 investor melakukan pemesanan saham SLIS.
“Dari total pemesanan saham yang masuk, sejumlah 1 miliar lebih saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment, sehingga terjadi oversubscribed sebesar 108,52 kali dari jumlah saham yang ditawarkan, yang menyebabkan kelebihan permintaan sebanyak 2 kali dari total IPO. Berdasarkan sistem penjatahan yang ditetapkan, 99 persen adalah alokasi untuk penjatahan pasti (fixed allotment) dan 1 persen untuk penjatahan terpusat (pooling allotment),” jelasnya.
Berdasarkan data prospektus final, sebelum IPO, saham Perseroan dimiliki oleh PT Selis Investama Indonesia (SII) sebesar 95 persen dan Tuan Tjoa King Hoa (TKH) sebesar 5 persen. Setelah IPO, komposisi pemegang saham Perseroan yakni SII sebesar 71,25 persen, TKH menjadi 3,75 persen, dan sisanya pemegang saham publik sebesar 25 persen.