Marketnews.id Sepanjang perdagangan saham hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ditentang 5.892,64 hingga 6.066,84. Walaupun bersamaan hari ini insan pasar modal dan perbankan menerima vaksin Covid-19 di saksikan oleh Presiden Joko Widodo.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (31/3/2021).
IHSG ditutup ditutup melemah 1,41 persen atau 85,92 poin ke level 5.985,52. Sebanyak 118 saham melemah, 396 saham menguat, dan 120 saham lainnya stagnan.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.892,64-6.066,84. Total transaksi hari ini mencapai 14,078 miliar saham dengan nilai mencapai Rp12,031 triliun.
Sementara itu investor asing ramai-ramai melepas kepemilikan saham mereka. Total aksi jual bersih atau net sell asing mencapai Rp1,11 triliun.
Investor asing paling banyak melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan total net sell Rp461,3 miliar. Saham BBRI pun ditutup melemah 2,22 persen ke level Rp4.400 per saham.
Kemudian, investor asing juga ramai melepas saham PT Bank Central Asiia Tbk (BBCA) dengan total net sell mencapai Rp2450,6 miliar. Saham BBCA melemah 2,81 persen ke level Rp31.075 per saham.
IHSG anjlok cukup dalam jika dibandingkan dengan bursa saham lainnya di Asia. Indeks Nikkei 225 ditutup turun 0,86 persen, Hang Seng melemah 0,69 persen, dan Shanghai Composite turun 0,43 persen.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pelemahan indeks komposit dua hari belakangan lebih disebabkan oleh sentimen dalam negeri karena sentimen dari global relatif mereda, terlihat dari bursa regional yang hanya terkoreksi rendah.
Hendriko menyebut salah satu penyebab utama yang membuat IHSG tersungkur adalah pernyataan BPJS Ketenagakerjaan yang akan hengkang dari pasar modal untuk menekan risiko penurunan harga di pasar.
“Sepertinya berita mengenai BPJS untuk mengurangi porsi investasinya pada saham dan reksadana kemungkinan besar menjadi pemicu aksi jual di market,” katanya kepada Bisnis, Rabu (31/3/2021).
Seperti diketahui, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR pada Selasa (29/3/2021) kemarin, pihak BPJS Ketenagakerjaan menyatakan akan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksadana untuk menekan risiko penurunan harga di pasar, yang digadang-gadang menjadi penyebab unrealized loss.
Adapun berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham sebesar 15,9 persen, reksadana 8,3 persen, obligasi 63,1 persen, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen.
Badan tersebut menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan saham LQ45 dan sisanya pernah masuk indeks tersebut saat pembelian berlangsung.