MarketNews.id- Bukalapak.com (BUKA) membukukan pertumbuhan pendapatan bersih 0,49 persen secara tahunan menjadi Rp4,46 triliun pada tahun 2024.
Bila dirinci, pendapatan jasa dari wahana perdagangan daring meningkat 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp2,383 triliun. tapi pendapatan dari jasa online to offline merosot 5,1 persen secara tahunan menjadi Rp2,076 triliun.
Sayangnya, beban pokok pendapatan bengkak 10,5 persen secara tahunan menjadi Rp3,743 triliun. Ditambah beban umum dan administrasi meningkat 8,2 persen secara tahunan menjadi Rp1,45 triliun.
Demikian juga dengan rugi nilai investasi menukik 25,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,543 triliun. hanya beban penjualan dan pemasaran turun 36,6 persen secara tahunan menjadi Rp328,43 miliar.
Dampaknya, Bukalapak.com menderita rugi usaha bengkak 18,04 persen secara tahunan menjadi Rp2,512 triliun. Sedangkan rugi sebelum pajak final dan pajak penghasilan menukik 13,9 persen secara tahunan menjadi Rp1,529 triliun.
Direktur Utama BUKA, Willix Halim melaporkan rugi bersih sedalam Rp1,546 triliun pada tahun 2024. Nilai itu bengkak 13,2 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat rugi bersih Rp1,365 triliun.
Akibatnya, akumulasi rugi atau defisit kian dalam 17,2 persen secara tahunan menyentuh Rp10,265 triliun pada akhir tahun 2024.
Dampak berikutnya, total ekuitas berkurang 6,7 persen secara tahunan menjadi Rp23,7 triliun pada akhir Desember 2024.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit Bukalapak.com pada laman BEI, Rabu 19 Maret 2025).
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 38,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,094 triliun pada akhir tahun 2024.
Menariknya Bukalapak melaporkan posisi kas yang kuat sebesar Rp 19 triliun, yang memastikan ketahanan finansial untuk mendukung inisiatif pertumbuhan di masa depan.
“Saat kami bertransisi menuju model bisnis yang lebih ramping dan berkelanjutan, kami telah mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan operasi kami. Upaya kami dalam merampingkan bisnis non-inti dan meningkatkan efisiensi operasional mulai menunjukkan hasil positif,” ujar CEO BUKA.Willix Halim.
Abdul Segara