MarketNews.id- Fore Kopi Indonesia, calon emiten dengan kode perdagangan FORE tercatat mengalami defisit atau akumulasi rugi sedalam Rp283,049 miliar pada akhir September 2024.
Akumumlasi tersebut berkurang 12,6 persen dibanding periode sama tahun 2023. Berkurangnya defisit tersebut dicatat setelah perusahana milik Willson Cuaca mencatatkan laba bersih Rp42,348 miliar dari hasil penjualan sebesar Rp727,37 miliar sepanjang 9 bulan 2024.
Bila melihat laporan keuangan FORE dalam berapa periode. Tahun 2021 rugi bersih Rp33,8 miliar. Tahun 2022 rugi bersih Rp59,931 miliar. FORE mulai mencatatkan laba bersih Rp1,154 miliiar tahun 2023.
“Melalui optimalisasi produk dan layanan serta efisiensi bisnis, Perseroan berhasil membukukan laba bersih positif hanya satu tahun buku setelah pandemic,” ungkap manajemen FORE.
Perlu dicatat, FORE memiliki kewajiban jangka pendek Rp248,98 miliar sampai akhir September 2024. Tapi aset lancar hanya Rp147,68 miliar. Sehingga terdapat selisih Rp101 miliar.
Adapun rasio keuangan penting per 30 September 2024 seperti rasio pertumbuhan pendapataan bersih 135,35 persen, tapi perumbuhan beban pendapatan tumbuh lebih tinggi yakni 147,17 persen,. Sedangkan pertumbuhan laba periode berjalan 356,95 persen.
Sedangkan rasio usaha seperti laba periode berjalan terhadap pendapatan 5,8 persen; Debt Service Coverage Ratio 3,36 X; Jumlah aset lancar / jumlah liabilitas jangka pendek 0,59X.
FORE akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan mengincar dana Rp300,8 miliar- Rp379,76 miliar.
Langkah ini guna menangkap peluang perubahan budaya konsumsi kopi di Indonesia, dimana konsumen semakin memilih untuk membeli roast coffee di luar rumah.
Berdasarkan survei oleh Redseer, alasan utama konsumen membeli kopi di luar rumah adalah untuk bersosialisasi dengan keluarga dan teman (37 persen) dan menikmati atmosfer outlet (22 persen).
“Dengan berbagai jenis gerai yang mampu memenuhi preferensi konsumen yang beragam, Perseroan berhasil memposisikan dirinya sebagai pemain utama dalam industri kopi, baik di pasar domestik maupun internasional,” ulas manajemen FORE.
Abdul Segara