MarketNews.id-Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau Bank Jabar membukukan pertumbuhan kredit yang diberikan 16,3 persen secara tahunan menjadi Rp135,65 triliun pada tahun 2024.
Hasilnya, pendapatan bunga dan syariah meningkat 11,3 persen secara tahunan menjadi Rp15,872 triliun pada tahun 2024.
Tapi peningkatan penyaluran kredit diikuti bengkaknya rasio kredit bermasalah, NPL gros naik menjadi 2,22 persen dari 1,35 persen pada akhir tahun 2023. NPL net meningkat menjadi 1 persen dari 0,75 persen di tahun 2023.
terlebih beban bunga bersih bengkak 28,5 persen secara tahunan menjadi Rp9,245 triliun.Dampaknya, pendapatan bunga dan syariah bersih terpangkas 6,1 persen secara tahunan menjadi Rp6,626 triliun.
Sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh 15,6 persen secara tahunan menjadi Rp2.223 triliun.
Sayangnya, beban operasional lainnya, bengkak 3,4 persen secara tahunan menjadi Rp7,074 triliun. Dampaknya, laba operasional terpapas 17,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,775 triliun.
Senasib, laba sebelum beban pajak merosot 16,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,783 triliun. Demikian juga dengan laba tahun berjalan longsor 13,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,455 triliun.
Direktur BJBR, Yusuf Saadudin melaporkan laba bersih Rp1,369 triliun pada tahun 2024. Hasil itu merosot dibanding 23 persen tahun 2023 yang mencapai Rp1,778 triliun.
Seiring, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot ke level Rp130,16 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp169,03 per helai.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit BJBR pada laman BEI dikutip Jumat 14 Maret 2025.
Sementara itu, Dana Pihak ketiga meningkat 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp142,61 triliun. Sehingga total aset tumbuh 16,4 persen secara tahunan menjadi Rp219,96 triliun pada akhir tahun 2024.
Perlu dicermati, KPMM 19,7 persen; ROA 0,86 persen; ROE 9,57 persen; NIM 3,83 persen; BOPO 90,2 persen; dan LDR 89,49 persen.
Abdul Segara