MarketNews.id- Saratoga Investama Sedaya (SRTG) meraih keuntungan bersih investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp1,478 triliun sepanjang tahun 2024.
Kondisi ini membaik dibanding tahun 2023 yang mencatatkan rugi bersih investasi pada saham dan efek lainnya sedalam Rp13,811 triliun.
Bila dirinci, keuntungan investasi dari saham blue chip sebesar Rp2,364 triliun. Adapun penyumbannya hasil investasi Adaro Andalan Indonesia (AADI), AlamTri Resources Indonesia . (ADRO), dan Tower Bersama Infrastructure . (TBIG).
Sedangkan investasi pada saham yang sama tahun 2023 rugi sedalam Rp13,523 triliun.
Namun, SRTG masih merugi pada investasi di perusahaan berkembang sedalam Rp590,13 miliar dan teknologi digital sedalam Rp265,76 miliar.
Selain itu, pendapatan SRTG juga ditopang setoran dividen sebesar Rp3,786 triliun sepanjang tahun 2024. Nilai ini naik 36,04 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat Rp2,783 triliun.
Sedangkan beban usaha tumbuh 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp232,42 miliar. Ditambah beban bunga sedalam Rp153,18 miliar atau naik 61,05 persen dibanding tahun 2023.
Alhasil, emiten investasi milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Salahuddin Uno membukukan laba sebelum pajak Rp4,915 triliun atau membaik dibanding tahun 2023 yang rugi sebelum pajak Rp11,309 triliun.
Walau beban pajak bengkak 40,2 persen secara tahunan menjadi Rp,1623 triliun. Tapi laba tahun berjalan terbilang Rp3,291 triliun atau membaik dibanding tahun 2023 yang tercatat rugi tahun berjalan sedalam Rp10,151 triliun.
Presiden Direktur SRTG, Michael W P Soeryadjaya melaporkan laba bersih Rp3,29 triliun pada tahun 2024. Hasil ini membaik dibanding tahun 2023 yang tercatat rugi bersih sedalam Rp10,149 triliun.
Sehingga laba per saham dasar terbilang Rp243 per lembar pada akhir tahun 2024. Hasil itu juga menambah saldo laba sebesar 6,9 persen secara tahunan menjadi Rp46,019 triliun pada akhir tahun 2024.
Direktur Investasi SRTG, Devin Wirawan menjelaskan kinerja positif di tahun 2024 mencerminkan keberhasilan strategi investasi SRTG dalam mengoptimalkan peluang di sektor – sektor strategis.
“Pendekatan ini menghasilkan tiga pencapaian utama diantaranya penghasilan dividen yang signifikan, kenaikan valuasi perusahaan portofolio yang berdampak pada pertumbuhan NAV, serta investasi pada portofolio perusahaan baru. Keberhasilan ini menegaskan posisi SRTG sebagai perusahaan investasi yang terus menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi para pemangku kepentingan,” jelas Devin dikutip Kamis 13 Maret 2025.
Ia bilang, SRTG juga berhasil memonetisasi perusahaan portofolio dan menghasilkan arus kas sebesar Rp712 miliar, sehingga total tambahan arus kas SRTG sepanjang 2024 mencapai Rp 4,5 triliun.
“SRTG memiliki arus kas yang kuat, sehingga memberikan ruang yang lebih luas bagi perusahaan untuk melanjutkan strategi investasinya,” pungkas Devin.
Abdul Segara