MarketNews.id-Alamtri Resources Indonesia (ADRO), mengalami penyusutan pendapatan sedalam tiga persen secara tahunan menjadi USD2,078 miliar pada akhir tahun 2024.
Bila dirinci, penjualan batu bara kepada pihak ketiga tumbuh 16,6 persen secara tahunan menjadi USD699,65 juta. Senada, penjualan batu bara kepada pihak berelasi meningkat 6,6 persen secara tahunan menjadi USD452,28 juta. Demikian juga jasa pertambangan kepada pihak berelasi tumbuh 1,4 persen secara tahunan menjadi USD845,39 juta.
Tapi pendapatan lain lain dari pihak berelasi menyusut 3,5 persen secara tahunan menjadi USD73,735 juta. Bahkan pendapatan jasa pertambangan dari pihak ketiga nihil tahun 2024. Sedangkan tahun 2023 tercatat USD140,86 juta.
Menariknya, beban pokok pendapatan turun lima persen secara tahunan menjadi USD1,205 miliar. Pengurangnya, beban pokok pendapatan jasa pertambangan turun 16,7 persen secara tahunan menjadi USD641,66 juta. Tapi beban pertambangan naik 27 persen menjadi USD147 juta karena didorong kenaikan volume.
AlamTri mencatat kenaikan 26 persen pada volume pengupasan lapisan penutup menjadi 23,55 juta bcm, dan nisbah kupas 3,55x.. Total konsumsi bahan bakar di anak-anak perusahaan batu bara metalurgi yakni MC dan LC naik 31 persen secara tahunan akibat kenaikan pada volume. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) turun 5 persen.
Sehingga Laba kotor tumbuh 0,69 persen secara tahunan menjadi USD873,99 juta. Tapi Beban usaha pada naik 49 persen secara tahunan menjadi USD140 juta. Dampaknya, laba usaha amblas 6,9 persen secara tahunan menjadi USD711,4 juta.
Sejalan, laba sebelum pajak penghasilan menyusut 1,1 persen secara tahunan menjadi USD809,8 juta. Bahkan laba tahun berjalan merosot 16,07 persen secara tahunan menjadi USD1,556 miliar.
Akhirnya, Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir melaporkan laba bersih senilai USD1,38 miliar pada tahun 2024. Hasil itu melorot 15,8 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat USD1,641 miliar.
Dampaknya, laba per saham dasar merosot ke level USD0,04491 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level USD0,05309 per helai.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit ADRO yang dikutip Rabu 5 Maret 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban mencapai USD1,331 miliar atau turun 57 persen dari periode yang sama tahun 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas pada akhir tahun tercatat USD5,371 miliar, atau turun 28 persen secara tahunan. Pemicunya, saldo laba turun setelah pembagian dividen tunai final tambahan pada bulan Desember 2024.
Abdul Segara