MarketNews.id- Bank Indonesia (BI), menaksir kinerja penjualan eceran pada bulan Desember 2024 meningkat, seiring dengan perkiraaan Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 yang tumbuh 1 persen secara tahunan, atau tumbuh dibanding bulan November 2024.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso menerangkan bahwa peningkatan tersebut terutama bersumber dari Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman dan Tembakau.
“ Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan terakselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,1 persen setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,4 persen (mtm),” tulis Ramdan dalam keterangan resmi, Jumat 10 Januari 2025.
Ramdan menambahkan, Kelompok dengan pertumbuhan tertinggi yakni Subkelompok Sandang, diikuti Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Suku Cadang dan Aksesori sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
Dia mengingatkan pada November 2024, IPR tercatat 209,7 atau secara tahunan tumbuh 0,9 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 1,5 persen secara tahunan.
Pertumbuhan pada November 2024 terutama didorong Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Sementara itu, secara bulanan, penjualan eceran pada November 2024 mengalami kontraksi 0,4 persen secara bulanan, setelah mencatat kontraksi sebesar 0,01 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Mayoritas kelompok mengalami kontraksi, terutama terjadi pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori serta Makanan, Minuman, dan Tembakau disebabkan oleh penurunan permintaan masyarakat akibat faktor cuaca yang menahan aktivitas masyarakat.
Sementara itu, kelompok yang tercatat masih tumbuh dan menjadi penopang kinerja penjualan eceran adalah Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Dari sisi harga, jelas dia tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang pada Februari 2025 diprakirakan meningkat, sementara inflasi 6 bulan yang akan datang pada Mei 2025 diprakirakan menurun.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari 2025 sebesar 160,2, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH pada periode sebelumnya sebesar 157,8 sejalan dengan rata-rata historis kenaikan harga menjelang bulan Ramadan pada 3 tahun terakhir.
Sementara itu, IEH Mei 2025 tercatat sebesar 151,1, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 165,4 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.
Abdul Segara