MarketNews.id Sepanjang kuartal I 2024, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 4,89 persen jadi Rp649 miliar hingga laba kotor perseroan naik 34,23 persen jadi Rp205, 33 miliar. Sayangnya, laba sebelum pajak penghasilan BNBR alami penurunan 24,31 persen jadi Rp76, 26 miliar.
Di Kuartal I-2024, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bisa meraih laba bersih Rp53,02 miliar atau turun 24,21 persen (year-on-year), sehingga defisit yang dicatatkan perseroan per 31 Maret 2024 tersisa Rp19,48 triliun atau lebih rendah 0,26 persen (year-to-date).
Berdasarkan laporan keuangan BNBR untuk periode 31 Maret 2024 yang dikutip Jumat 17 Mei 2024, total pendapatan dari emiten yang dikendalikan oleh PT Biofuel Indo Sumatra ini tercatat Rp854,33 miliar atau bertumbuh 2,27 persen dibandingkan dengan capaian di Kuartal I-2023 yang sebesar Rp835,37 miliar.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, manajemen BNBR terpantau berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 4,89 persen (y-o-y) menjadi Rp649 miliar, sehingga laba bruto di Kuartal I-2024 menjadi Rp205,33 miliar atau melesat 34,23 persen (y-o-y).
Namun demikian, laba sebelum pajak penghasilan yang dicatatkan BNBR di Kuartal I-2024 hanya senilai Rp76,26 miliar atau anjlok 24,31 persen (y-o-y). Hal ini terutama dipengaruhi oleh beban usaha di Kuartal I-2024 yang membengkak 21,83 persen (y-o-y) menjadi Rp148,95 miliar, serta penurunan keuntungan selisih kurs sebesar 48,4 persen (y-o-y) menjadi Rp33,32 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) di Kuartal I-2024 yang senilai Rp14,14 miliar, maka laba BNBR selama tiga bulan pertama tahun ini menjadi Rp62,12 miliar atau melorot 30,37 persen (y-o-y). Adapun besaran laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Kuartal I-2024 senilai Rp53,02 miliar atau turun 24,21 persen (y-o-y).
Perolehan laba bersih tersebut memicu penurunan defisit BNBR per 31 Maret 2024 menjadi Rp19,48 triliun atau lebih rendah 0,26 persen (y-t-d). Dengan demikian, total ekuitas hingga akhir Kuartal I-2024 menjadi Rp2,72 triliun atau bertumbuh 2,26 persen (y-t-d).
Per 31 Maret 2024, total liabilitas BNBR tercatat Rp4,27 triliun atau bisa ditekan sebesar 3,83 persen (y-t-d), namun masih didominasi oleh kewajiban jangka pendek yang mencapai Rp3,79 triliun.