Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Sido Muncul Tbk Alami Penurunan Penjualan 9,7 Persen Di September 2023

PT Sido Muncul Tbk Alami Penurunan Penjualan 9,7 Persen Di September 2023

MarketNews.id Turunnya daya beli masyarakat akibat naiknya harga beras hingga 20 persen. Serta harga kebutuhan pokok lainnya jadi salah satu alasan mengapa produk PT Sido Muncul Tbk alami penurunan penjualan hampir 10 persen. Penurunan penjualan terjadi hampir pada semua produk perseroan.

Kinerja keuangan PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) untuk periode 9 bulan pertama 2023 kurang bertaji. Sebab dari sisi penjualan bersih susut 9,7 persen menjadi Rp2,36 triliun jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.

Masing-masing segmen bisnis pada periode September 2023 mengalami pelemahan. Diantaranya segmen herbal kinerjanya anjlok 12,1 persen, segmen makanan & minuman turun 2,6 persendan segmen farmasi ambles 25 persen.

Tiur Simamora, Sekretaris Perusahaan menjelaskan pelemahan penjualan pada periode ini dipengaruhi oleh daya beli pelanggan yang terpantau lemah di kuartal III 2023. Hal ini disebabkan oleh lonjakan harga beras yang signifikan lebih dari 20 persen yang menyebabkan peningkatan inflasi pangan.

“Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan
konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya. Saat ini, pelanggan mengarahkan prioritasnya ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama mereka,” ulas Tiur dalam keterangannya, Senin 30 Oktober 2023.

Meskipun penjualan mengalami pelemahan,
perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil. Pangsa pasar produk Tolak Angin tercatat meningkat 1,4 persen menjadi 73 persen untuk periode yang berakhir September, dibandingkan tahun lalu sebesar 71 persen.

Hal ini menunjukkan ketahanan kekuatan ekuitas merek yang solid, mencerminkan loyalitas pelanggan yang terus memilih Tolak Angin sebagai solusi utama untuk mencegah masuk angin.

Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli, dan pelanggan akan kembali mengonsumsi suplemen herbal secara rutin kembali.

GPM tetap stabil di angka 54 persen pada 9M23 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, biaya operasional sedikit lebih tinggi sebesar 2,4 persen, didorong oleh biaya iklan & promosi yang lebih tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar dan menciptakan permintaan di tingkat pelanggan akhir untuk mendukung penjualan.

Dengan demikian, laba operasional inti dibukukan turun 16 persen, tidak termasuk kerugian nilai tukar yang belum direalisasi dari bisnis ekspor ke Nigeria.

Laba bersih setelah pajak tercatat turun sebesar 18,6 persen menjadi Rp586 miliar pada 9M23 dari Rp720 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Di tengah tantangan yang ada, SIDO tetap
berkomitmen untuk memperluas portofolio produknya, seperti: Alang Sari Cool (produk RTD), Sido Muncul Vitamin C+D (produk VCD RTD), dan Esemag (Herbal). Bisnis RTD saat ini berkontribusi sebesar 4 persen terhadap segmen F&B, didorong oleh sambutan positif terhadap peluncuran Alang Sari Cool dan VCD pada November/Desember tahun lalu.

“Selain itu, Esemag terus memperoleh pangsa pasar untuk kategori herbal digestion, dari 5 persen tahun lalu menjadi 6 persen pada bulan September,” pungkasnya.

Check Also

Pertamina Raih Penghargaan Internasional Bidang Investor Relations

MarketNews.id- PT Pertamina (Persero) kembali meraih penghargaan tingkat internasional, kali ini di ajang The Global …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *