Home / Otoritas / Bank Indonesia / LPS : Simpanan Nasabah Kaya Di Indonesia Tumbuh Paling Tinggi Hingga 9,6 Persen

LPS : Simpanan Nasabah Kaya Di Indonesia Tumbuh Paling Tinggi Hingga 9,6 Persen

MarketNews.id Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dalam tiga bulan pertama tahun ini, mendapati jumlah simpanan masyarakat di atas Rp 5 Miliar meningkat paling tinggi hingga 9,6 persen.

Ada beberapa penyebab semakin tingginya simpanan masyarakat kaya di perbankan. Diantaranya ada kekhawatiran akan terjadi resesi dan pemilik uang merasa lebih aman jika menyimpan uang di bank dibandingkan harus diinvestasikan di sektor rill.

Seperti diketahui, dari sekitar Rp 8.000 triliun uang di tabungan atau deposito, sekitar Rp4, 2 triliun dikuasai oleh orang kaya Indonesia yang jumlahnya sekitar 53 persen dalam bentuk simpanan di atas Rp 5 miliar.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat nominal simpanan nasabah tajir atau di atas Rp5 miliar tumbuh paling kencang dibandingkan nominal simpanan lainnya di Indonesia. Hal itu didorong oleh sejumlah faktor.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan per Maret 2023, pertumbuhan simpanan nasabah tajir ini tumbuh 9,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp4.281 triliun.

Pertumbuhannya mengalahkan tiering nasabah lainnya, seperti simpanan nasabah di bawah Rp100 juta yang tumbuh hanya 3,6 persen yoy dan simpanan nasabah dengan nominal Rp100 sampai Rp200 juta hanya tumbuh 3,1 persen yoy.

“Ternyata dari golongan nasabah ini tumbuh paling cepat. Dibandingkan tiering lainnya seperti di bawah Rp100 juta, hanya tumbuh sedikit,” katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Senin 8 Mei 2023.

Nilai simpanan nasabah tajir juga mendominasi. Per Maret 2023, tercatat nominal simpanan nasabah tajir mencakup 53,2 persen total simpanan yang mencapai Rp8.045 triliun.

Sebelumnya, Purbaya mengungkapkan bahwa pesatnya pertumbuhan simpanan nasabah kaya itu disebabkan sejumlah faktor.

“Kalau kita lihat trennya tumbuhnya kencang, mungkin mereka [nasabah kaya] agak takut dengan prospek ekonomi ke depan, karena sebelumnya banyak yang ngomong kita akan jatuh, akan resesi segala macam,” kata Purbaya beberapa waktu lalu.  

Kekhawatiran akan resesi itu membuat nasabah kaya banyak memupuk dananya di bank. “Harusnya ketika keadaan tidak seburuk itu, simpanan [nasabah kaya] akan menurun, karena mereka memanfaatkan dananya untuk ekspansi lagi,” ujar Purbaya.

Dalam ketidakpastian yang berkepanjangan, pemilik dana akan merasa lebih aman menyimpan uangnya di Perbankan ketimbang di investasikan. Apalagi Bank Indonesia guna menahan laju inflasi masih berupaya menaikan suku bunga.

Pemilik dana cenderung menahan investasi dan menyimpan dalam instrumen deposito. Hal ini terjadi di tengah tren kenaikan suku bunga perbankan.

Seperti diketahui, Suku bunga acuan BI memang sempat dalam tren peningkatan sejak pertengahan tahun lalu hingga awal tahun ini. Kemudian, suku bunga acuan BI tertahan tiga bulan berturut-turut pada awal tahun. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 April 2023, BI memutuskan menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

Check Also

INPP Jual 36,7 Persen Saham Kepada Hankyu Hanshin Properti Senilai Rp652, 65 Miliar

MarketNews.id- Indonesian Paradise Property(INPP) telah menjual 149.019.892 lembar atau   36,7 persen porsi kepemilikan saham pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *