MarketNews.id PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dalam keterangannya menginformasikan bahwa MTN PT Timah Tbk (TINS) Senilai Rp626 miliar meraih peringkat idA. Sementara untuk obligasi lainnya yang masih beredar juga memiliki peringkat yang sama dengannya prospek stabil.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melaporkan bahwa pihaknya telah menetapkan peringkat idA (Single A) pada rencana penerbitan Medium Term Nones (MTN) PT Timah (Persero) Tbk (TINS) sebesar Rp626 miliar.
Berdasarkan siaran pers Pefindo yang dikutip Senin 10 Oktober 2022, peringkat idA juga disematkan pada TINS sebagai perusahaan maupun sejumlah obligasinya yang masih beredar, sedangkan untuk sukuk diberi rating idAsy (Single A Syariah). Prospek peringkat TINS adalah ‘Stabil’.
Pefindo menilai, peringkat TINS mencerminkan posisi pasar perseroan yang sangat kuat, kegiatan operasional yang terintegrasi secara vertikal dan proteksi arus kas, serta likuiditas yang kuat. “Namun, peringkat dibatasi oleh kebijakan keuangan yang moderat dan eksposur perusahaan terhadap volatilitas harga timah”.
Lebih lanjut Pefindo menyampaikan, peringkat dapat dinaikkan, jika TINS secara intensif melakukan penurunan utang hingga level konservatif, dengan melakukan efisiensi biaya dan menghasilkan EBITDA yang kuat, serta bisa memperkuat hilirisasi bisnis secara berkelanjutan.
Sementara itu, peringkat TINS bisa saja diturunkan, apabila terdapat penambahan utang yang lebih besar dari proyeksi dan tanpa dikompensasi dengan peningkatan kinerja bisnis. Selain itu, jika fluktuasi harga timah secara signifikan melemahkan pendapatan dan profitabilitas TINS.
“Perubahan regulasi yang tidak menguntungkan, seperti diberlakukannya larangan ekspor ingot yang baru-baru ini direncanakan pemerintah, juga berpotensi melemahkan arus kas dan profil kredit TINS. Mengingat, pasar ekspor akan tetap mendominasi pendapatan perusahaan,” tulis Pefindo.
Dengan analis singkat di atas, obligor sudah mendapat gambaran tentang kinerja perseroan ke depan. Keputusan atas investasi MTN PT TINS Sebesar Rp 626 miliar kembali ada di tangan obligor dengan pertimbangan tingkat bunga yang akan ditawarkan oleh TINS.