MarketNews.id Kemilau emas tak selamanya menyilaukan. Selama enam bulan terakhir hal itu terbukti. Kemilau cahayanya terus memucat. Harganya melorot dari senilai USD 1,937.71 per Troy Ounce (Toz) pada 10 April 2022 meluncur ke level USD 1,643.90 per Toz di akhir September 2022.
Jangan-jangan emas sudah tak semulia dulu. Atau budaya masyarakat di India sudah berubah. Tidak lagi mengutamakan pembelian emas dalam festival keagamaan dan acara pernikahan?
Padahal menurut Melissa Pistilli, pengamat yang menulis untuk silverinvestingnews.com, harga emas akan terkoreksi positif setiap memasuki masa festival keagamaan dan musim kawin di India.
India adalah konsumen terbesar perhiasan logam mulia di dunia dan terbesar keempat perak. Logam memainkan peran penting dalam festival budaya serta musim pernikahan di India. Terjadinya Mei hingga Oktober, yang mempengaruhi pergerakan harga musiman emas dan perak.
Budaya ini sejalan dengan disampaikan Bhargava Vaidya, pakar soal emas dan direktur BN Vaidya & Associates. Dalam sebuah artikel Wall Street Journal beberapa tahun lalu Bhargava menguraikan bahwa kepercayaan budaya di daerah pedesaan (India) mendorong para petani menginvestasikan uang mereka hampir seluruhnya dalam logam mulia dari pada menyimpan di bank.
“Mereka tidak percaya bank, mereka percaya perhiasan mereka,” kata Bhargava Vaidya.
Apakah sedang terjadi anomali seperti tahun 2016 silam? Patut diingat, gegara tidak ada hari baik atau Vivah Shubh Muhurat, pada Mei 2016 impor emas India merosot.
Sepertinya, kali ini bukan anomali di India yang bikin soal. Tetapi gegara sejumlah kebijakan bank sentral AS The Fed yang kemudian membuat dollar AS jadi lebih perkasa. Sebab pasar selalu mengikuti fatsun jika Dollar AS naik maka harga emas akan turun.
HBS