Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Pemerintah Janjikan Insentif Buat Industri Makanan Dan Minuman Agar Lebih Optimalkan Kinerjanya

Pemerintah Janjikan Insentif Buat Industri Makanan Dan Minuman Agar Lebih Optimalkan Kinerjanya

MarketNews.id Banyak cara buat meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat berprestasi dalam meraih keuntungan finansial. Industri makanan dan minuman dalam dua tahun terakhir ini khususnya setelah pendemi mereda, memperlihatkan kinerja positif baik buat pasar lokal, maupun pasar ekspor.

Industri ini tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ini. Untuk itu, pemerintah lewat Kementerian Perindustrian berencana akan memberikan insentif tambahan buat Industri makanan dan minuman agar dapat berprestasi dalam pasar ekspor. Lalu, Insentif apa lagi yang akan diberikan Pemerintah.

Produsen makanan dan minuman (mamin) diyakini akan semakin tumbuh di masa mendatang seiring dengan rencana pemerintah memberikan berbagai insentif baik fiskal maupun non fiskal. Kebijakan yang akan ditempuh pemerintah ini dilakukan demi mendorong industri mamin terus berkontribusi terhadap perekonomian nasional.


Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan performa industri mamin melalui perpaduan kebijakan fiskal dan nonfiskal. Adapun insentif fiskal yang telah diusulkan, antara lain tax holiday, tax allowance, super tax deduction, dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP).


“Insentif tersebut sebagai salah satu strategi untuk mendorong investasi, penguasaan teknologi, serta penguatan struktur industri yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan industri sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditentukan,” papar Agus dalam keterangannya, Sabtu 10 September 2022.


Sedangkan untuk kebijakan nonfiskal, lanjut Agus, di antaranya adalah memfasilitasi promosi produk industri mamin melalui pameran di dalam maupun luar negeri. Dalam rangka mengikuti arah peta jalan Making Indonesia 4.0 dan perkembangan transformasi digital, Kemenperin berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor manufaktur melalui percepatan implementasi industri 4.0.


“Kebijakan ini merupakan keniscayaan untuk mentransformasikan industri agar lebih efisien dan mampu bersaing dalam skala regional dan global,” imbuhnya.


Lebih jauh Agus menjelaskan bahwa selama ini industri mamin merupakan salah satu mesin pertumbuhan sektor manufaktur dan perekonomian nasional. Kekuatan industri mamin di Indonesia didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan permintaan dalam negeri yang terus meningkat.


“Meski terdampak pandemi Covid-19, industri makanan dan minuman masih menunjukkan ketahanannya dengan tumbuh 3,68% pada kuartal II tahun 2022, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 2,95%,” katanya.


Pada periode yang sama, industri mamin memberikan kontribusi sebesar 38,38% terhadap PDB industri nonmigas sehingga menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar di Indonesia.

“Selain itu, pada Januari-Juni 2022, ekspor industri makanan dan minuman mencapai USD21,3 miliar, meningkat 9% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar USD19,5 miliar,” ungkapnya.


Kinerja gemilang lainnya dari industri mamin, yakni mampu menarik investasi sebesar Rp21,9 triliun hingga kuartal II tahun 2022 dan menyerap tenaga kerja hingga 1,1 juta orang.

“Kami optimistis akan ada kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan banyak peluang yang tersedia ketika industri makanan dan minuman terus tumbuh dan menjadi lebih kompetitif,” tutur Agus.

Check Also

Kilang Pertamina Internasional Hasilkan Dekarbonisasi 430 Ribu Ton CO2 Eq

MarketNews.id-Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat merupakan program yang perlu mendapatkan dukungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *