MarketNews.id Pasar memang sulit untuk ditebak. Awal perdagangan saham tidak selalu jadi ukuran keberhasilan emiten baru mencatat saham. Debut pertama saham PT Utama Radar Cahaya (RCCC) awal perdagangan saham berjalan alot dan masuk zona merah. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa harga RCCC masuk zona merah dan berat untuk kembali ke harga perdana.
Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan hari ini 2 Agustus 2022, harga saham PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) terpantau bermain di zona merah saat ditawarkan seharga Rp135 per saham.
Hingga pukul 9.30 WIB, harga saham RCCC tercatat melemah hingga sebesar 6,67 persen ke level Rp126, dengan frekuensi transaksi sebanyak 13.408 kali dan nilai transaksi sebesar Rp17,58 miliar.
Pada awal pembukaan perdagangan, harga RCCC sempat menguat sebesar 9,63 persen ke level Rp148. Namun, pergerakannya langsung berbalik terkoreksi hingga ke level terendah Rp124 per saham atau setara dengan penurunan sebesar 8,15 persen dari harga penawaran.
Menurut Corporate Secretary RCCC, Felice Livia Wijaya dalam keterangannya yang dilansir di Jakarta, Selasa 2 Agustus 2022 pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), perseroan melepas saham ke publik sebanyak 150 juta lembar atau setara dengan 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Manajemen RCCC menunjuk PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek dalam aksi korporasi ini. Dengan harga penawaran saham senilai Rp135 per lembar, maka melalui IPO ini RCCC bisa meraup dana masyarakat sebesar Rp20,25 miliar.
Rencananya, dana hasil IPO —setelah dikurangi biaya-biaya emisi— akan digunakan untuk pembelian armada truk sebesar 75,17 persen, sedangkan sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja RCCC.
Berdasarkan keterangan tertulis perseroan, Selasa 2 Agustus 2022, pada tahun 2022 ini Perseroan menargetkan dapat mengoperasikan total 120 armada truk dari saat ini yang Perseroan operasikan sebanyak 92 armada guna mendukung ekspansi usaha.
Dari total target armada tersebut yang didukung penggunaan dana IPO, Perseroan menargetkan laba bersih dapat bertumbuh sebesar 89,0% dibandingkan periode 31 Desember 2021 yakni dari sebesar Rp 3,0 miliar menjadi Rp 5,7 miliar pada 31 Desember 2022.
MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal