MarketNews.id Bank Central Asia Tbk (BBCA), sepanjang semester pertama tahun ini mencatat kinerja positif. Khususnya kredit, pertumbuhan terjadi diseluruh segmen, terutama di dukung oleh kredit korporasi yang naik 19,1 persen senilai Rp 310,2 triliun. Diikuti oleh kredit komersial yang tumbuh 10, 9 persen jadi Rp197, 5 triliun. Begitu juga pertumbuhan terjadi di segmen KPR yang tumbuh 8,5 persen jadi Rp 101,6 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp18 triliun atau bertumbuh 24,9 persen (year-on-year) dalam enam bulan pertama 2022.
Laporan kinerja keuangan BBCA itu disampaikan oleh Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers secara virtual, Rabu 27 Juli 2022.
Jahja mengatakan, per 30 Juni 2022, BBCA membukukan peningkatan total kredit sebesar 13,8 persen (y-o-y), karena didukung kenaikan berbagai aktivitas bisnis sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas.
Dia menjelaskan, total kredit di Kuartal II-2022 meningkat Rp38,2 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Realisasi kinerja penyaluran kredit ini menjadi rekor pertumbuhan kredit tertinggi secara kuartalan (quarter-on-quarter).
Sedangkan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 17,3 persen (y-o-y), salah satunya ditopang oleh peningkatan frekuensi transaksi.
“Kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat menjelang perayaan Idul Fitri di Kuartal II-2022, serta minat kredit konsumer yang terus membaik. Kami mencatat adanya peningkatan permintaan atas KPR dan KKB selama pelaksanaan BCA Expoversary 2022,” papar Jahja.
Lebih jauh Jahja menambahkan, jumlah aplikasi kredit di expoversary tahun ini mampu melebihi capaian rata-rata per event di tahun lalu. “Kami dengan penuh rasa syukur mengucapkan terima kasih atas tingginya antusiasme masyarakat, kolaborasi mitra bisnis, serta dukungan seluruh stakeholder untuk gelaran BCA Expoversary 2022,” imbuhnya.
Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1 persen (y-o-y) mencapai Rp310,2 triliun per 30 Juni 2022. Kredit komersial dan UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi kedua atau naik 10,9 persen (y-o-y) mencapai Rp197,5 triliun.
Sementara itu, KPR bertumbuh 8,5 persen (y-o-y) menjadi Rp101,6 triliun. Lalu, KKB naik 4,8 persen (y-o-y) menjadi Rp43,2 triliun, setelah rebound dari tekanan di masa pandemi Covid-19.
Saldo outstanding kartu kredit juga bertumbuh 10,7 persen (y-o-y) menjadi Rp12,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 7,6 persen (y-o-y) menjadi Rp160,5 triliun.
Secara keseluruhan, total kredit BBCA naik 13,8 persen (y-o-y) menjadi Rp675,4 triliun. Sehubungan dengan penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BBCA bertumbuh sebesar 21,8 persen (y-o-y) menjadi Rp169,5 triliun per akhir Juni 2022.
“Portofolio kredit keuangan berkelanjutan berkontribusi hingga 24,9 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Pembiayaan yang kami berikan termasuk untuk sektor energi terbarukan, di antaranya mencakup proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, minihidro, biogas dan biomassa.
Proyek-proyek ini tersebar pada 13 wilayah di Indonesia, dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan hampir mencapai 200 MW,” tutur Jahja.
Selain itu, lanjut dia, BBCA juga baru saja memberikan pembiayaan sekitar Rp472 miliar kepada perusahaan yang bergerak pada industri kertas daur ulang, guna mendukung ekonomi sirkular.
Pertumbuhan kredit BBCA diikuti pula oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 12,3 persen di Semester I-2022, dibandingkan 19,1 persen pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2 persen, karena didukung relaksasi restrukturisasi.
Di sisi pendanaan, CASA naik 17,3 persen (y-o-y) mencapai Rp817,8 triliun per akhir Juni 2022, berkontribusi hingga 81 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Pertumbuhan CASA ini menjadi penopang utama pencapaian dana pihak ketiga, untuk pertama kali, menyentuh milestone Rp1.000 triliun.
Per 30 Juni 2022, total DPK bertumbuh 12,9 persen (y-o-y) menjadi Rp1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BBCA meningkat 11,9 persen (y-o-y) menjadi Rp1.264,5 triliun.
Pada Semester I-2022, total volume transaksi meningkat 40 persen (y-o-y) mencapai 10 miliar transaksi, yang mayoritas berasal dari mobile banking.
Pengembangan solusi digital secara konsisten menjadi modal utama untuk mempertahankan kekuatan BCA di segmen perbankan transaksi.
Seiring dengan pertumbuhan likuiditas dan kredit, BBCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (NII) selama Semester I-2022, yakni naik 5,3 persen (y-o-y) menjadi Rp29,8 triliun.
Pendapatan selain bunga bertumbuh 8,9 persen (y-o-y) menjadi Rp11,1 triliun, ditopang oleh kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15 persen (y-o-y).
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp40,9 triliun atau naik 6,3 persen (y-o-y), seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun Rp2,8 triliun dibandingkan tahun lalu. “Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,9 persen (y-o-y) menjadi Rp18 triliun,” tegas Jahja.