Marketnews.id Peringkat yang diberikan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) terhadap PT Timah Tbk (TINS) idA dengan prospek stabil.
Secara umum peringkat idA mencerminkan posisi pasar TINS yang sangat kuat, kegiatan operasional yang terintegrasi secara vertikal dan proteksi arus kas, serta likuiditas yang kuat. Bila posisi tersebut dipertahankan TINS, ditambah upaya penurunan utang secara insentif hingga level konservatif, peringkat TINS bisa ditingkatkan.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan bahwa pihaknya bisa menurunkan peringkat PT Timah (Persero) Tbk (TINS), apabila perusahaan pelat merah ini secara signifikan menambah utang lebih besar dari proyeksi dan tidak dikompensasikan oleh kinerja bisnis.
Hal itu disampaikan Pefindo dalam siaran pers yang dikirim melalui surat elektronik, Senin 13 Juni 2022. Saat ini Pefindo menetapkan peringkat TINS di level idA (Single A), dengan rating outlook di posisi ‘Stabil’. Peringkat yang sama juga disematkan pada obligasi yang diterbitkan TINS, yaitu Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I.
“Peringkat dapat diturunkan, jika TINS secara signifikan menambah utang baru lebih besar dari yang diproyeksikan tanpa dikompensasi oleh kinerja bisnis yang lebih baik. Dan, jika fluktuasi harga timah global secara signifikan melemahkan pendapatan dan/atau profitabilitas TINS,” demikian disebutkan oleh Tim Analis Pefindo.
Menurut Pefindo, perubahan regulasi yang tidak menguntungkan bagi TINS, seperti rencana pemberlakuan larangan ekspor ingot oleh pemerintah, berpotensi melemahkan arus kas dan profil kredit TINS, mengingat pasar ekspor akan tetap mendominasi pendapatan perusahaan.
Peringkat TINS dibatasi oleh kebijakan keuangan yang moderat dan eksposur perseroan terhadap volatilitas harga timah. Namun secara umum, peringkat idA tersebut mencerminkan posisi pasar TINS yang sangat kuat, kegiatan operasional yang terintegrasi secara vertikal dan proteksi arus kas, serta likuiditas yang kuat.
Pefindo menambahkan, peringkat TINS bisa saja dinaikkan, apabila perseroan terus melakukan upaya penurunan utang secara intensif hingga ke level konservatif, dengan melakukan efisiensi biaya dan menghasilkan EBITDA yang kuat secara berkelanjutan.