Marketnews.id Pemegang saham PT MNC Energy Investama Tbk (IATA) telah merestui manajemen perusahaan untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PM- HMETD) alias rights issue maksimal 14.840.555.748 saham Sering B. Serta mengeluarkan 2,9 miliar lembar waranwaran seri I.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS -LB) PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) hari ini menyetujui rencana perseroan yang akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD) alias rights issue sebanyak-sebanyaknya 14.840.555.748 saham Seri B.
Menurut keterangan yang disampaikan Head of Investor Relations IATA, Natassha Yunita, RUPS -LB IATA yang digelar di Jakarta telah menyetujui rencana rights issue perseroan yang akan menerbitkan saham Seri B maksimal 14.840.555.748 lembar, dan disertai dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 2.968.111.149 Waran Seri I.
“HMETD ini dilakukan untuk menyelesaikan hak tagih PT MNC Investama Tbk (BHIT) terhadap IATA berdasarkan surat sanggup yang diterbitkan oleh perseroan dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR),” kata Natassha.
Selain untuk penyelesaian pembelian BCR, jelas Natassha, dana hasil HMETD juga akan digunakan untuk modal kerja dalam upaya meningkatkan produksi batubara dan ekspansi di sektor energi.
Sebagaimana diketahui, IATA telah mengakusisi 99,33 persen saham BCR sebagai pemilik sembilan Izin Usaha Pertambangan (IUP) perusahaan batubara yang memiliki wilayah kerja di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
Menurut Natassha , upaya pengembangan bisnis IATA dan anak-anak perusahaannya masih terus dilakukan. “Secara organik, BCR tetap fokus untuk meningkatkan produksi pada IUP yang telah beroperasi dan memulai produksi di IUP baru. Hal ini dilakukan semaksimal mungkin untuk memanfaatkan momentum harga batubara yang sangat tinggi”.
Secara inorganik, lanjut dia, IATA secara agresif mengejar peluang akuisisi tambang baru, baik batubara maupun mineral lainnya, seperti emas dan nikel serta menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi baru terbarukan.
“IATA terus berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektivitas di semua lini bisnis. Perseroan berencana untuk terjun di usaha kontraktor, logistik dan transportasi, trading dan lain sebagainya,” demikian disampaikan Natassha.