Marketnews.id Dibandingkan dengan pertumbuhan kredit yang terjadi pada kuartal keempat tahun 2021 lalu, pertumbuhan kredit pada triwulan pertama tahun 2022 akan melambat. Faktor eksternal dan kemungkinan kenaikan tingkat bunga menjadi dasar pihak perbankan sedikit menahan diri untuk penyesuian tingkat bunga. Meskipun begitu, BI optimistik pertumbuhan kredit tahun ini tetap meningkat jadi sekitar 8,7 persen dibanding tahun 2021 sebesar 5,2 persen.
Survei Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan kredit baru perbankan pada triwulan I 2022 melambat jika dibandingkan periode triwulan IV 2021.
Diketahui bahwa pertumbuhan kredit baru pada triwulan I 2021 meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 87,0 persen lebih tinggi dari SBT 20,9 persen pada triwulan sebelumnya.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2021 terjadi pada seluruh jenis penggunaan. Hal ini tercermin dari nilai SBT yang tercatat positif.
“Untuk triwulan I 2022 pertumbuhan kredit baru diperkirakan melambat, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 52 persen,” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat, 21 Januari 2022.
Dijelaskan bahwa standar penyaluran kredit pada triwulan I 2022 diperkirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 3,4 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 2,6 persen pada triwulan sebelumnya.
“Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perkiraan peningkatan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank,” ulasnya.
Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Diperkirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 8,7 persen atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2 persen.
“Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” pungkas dia.