MarketNews.id-Pemerintah kembali suntik dana segar buat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebesar Rp23,67 Triliun. Dana ini digunakan untuk menjaga keberlanjutan operasional maupun membuka ruang pertumbuhan yang lebih baik bagi perusahaan ke depannya.
Penambahan Modal ini tentunya memiliki konsekuensi perubahan pemegang saham terkait masuknya modal baru dan pemegang saham baru yakni Danantara Aset Manajemen (DAM).
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), menjaga porsi saham publik alias free float di level 7,96% setelah pelaksanaan private placement dan rights issue . Porsi tersebut terdilusi sekitar 71% dibanding sebelumnya 27,46% atau mencerminkan 25.125.861.172 jumlah saham yang beredar.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Sugiarto Oentoro menyampaikan, penyertaan modal sebesar Rp 23,67 triliun oleh PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM selaku holding operasional BPI Danantara Indonesia bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan Garuda.
Penyertaan modal tersebut sekaligus untuk memperkuat porsi saham publik.
” Free float saham yang di publik terjaga di 7,96% (tetap memenuhi ketentuan free float IDX) dengan total saham yang beredar meningkat menjadi 407 miliar saham,” ucap Thomas dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (1/12/2025), kemarin.
Modal dasar GIAA, demikian Thomas, juga bertambah menjadi Rp 100 triliun (sebelumnya Rp 47,52 triliun).
Tujuannya, untuk memperkuat ekuitas dan likuiditas perseroan. Termasuk, untuk memastikan pemulihan operasional berjalan konsisten dan meningkatkan realibilitas armada sebagai layanan Garuda Indonesia.
“Dengan dukungan dari pemerintah dan pemegang saham, transformasi Garuda ini memiliki ruang bertumbuh yang semakin memadai, baik untuk menjaga keberlanjutan operasional Garuda hari ini, maupun membuka ruang pertumbuhan yang lebih baik bagi perusahaan ke depan,” beber Thomas.
Mengacu pada prospektus transaksi private placement yang dipublikasi GIAA ke Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Garuda mengalami peningkatan dari 91,48 miliar sebelum private placement , menjadi 407 miliar saham setelah private placement.
Sebab dalam aksinya, emiten maskapai pelat merah tersebut menerbitkan sebanyak 315,61 miliar saham seri D yang seluruhnya ditebus oleh DAM melalui dua skema dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 75 per saham.
Skema pertama, DAM melakukan konversi pinjaman pemegang saham sebesar Rp 6,65 triliun dan kedua melalui skema setoran tunai sebesar Rp 17,02 triliun, sehingga GIAA meraup tambahan modal dari Danantara sejumlah Rp 23,67 triliun.
Masuknya tambahan modal Danantara melalui private placement praktis mendilusi porsi kepemilikan saham publik dari 27,46% menjadi 6,17% atau mencerminkan 25,12 miliar saham setelah private placement, sesuai prospektus.
Namun, kata Thomas, GIAA kini mempertahankan free float di 7,96%. Angka tersebut merupakan free float setelah rights issue , bukan sebelum rights issue. “Jadi, (free float) 7,96% tersebut sudah mengambil asumsi Rp 23,67 triliun itu sudah dimasukkan ke dalam perhitungan 7,96%” tutur Thomas dalam paparan publik, Kamis (27/12/2025).
Ditambah, Thomas mengatakan, Garuda sudah memutuskan rights issue pada 25 November 2025 atau bertepatan dengan pengajuan permohonan pencatatan saham baru ke BEI. “Jadi, sekarang kami tinggal menunggu dananya diberikan kepada kami. Mungkin akhir tahun ini,” ujarnya.
Katakanlah, Garuda sudah memperoleh persetujuan terkait rights issue sebagaimana diutarakan Thomas, potensi jumlah saham yang diterbitkan dalam rights issue GIAA adalah sebanyak-banyaknya 7,28 miliar saham untuk sampai pada free float di level 7,96% dengan total jumlah saham beredar mencapai 32,41 miliar saham.
Sesuai jadwal, emiten berkode saham GIAA tersebut akan menerbitkan saham baru untuk transaksi private placement pada 5 Desember 2025 dan penyampaian dan pengumuman hasil private placement pada 7 Desember 2025.
M Rizki A
MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal