Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Ashmore : Pemangkasan Suku Bunga Kemungkinan Akan Berlanjut

Ashmore : Pemangkasan Suku Bunga Kemungkinan Akan Berlanjut

MarketNews.id- Bursa saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan pekan ketiga November 2925, Jumat (21/11), dengan mencatatkan penurunan tipis 0,07% di posisi 8.414, namun masih lebih tinggi dibanding sesi penutupun akhir pekan sebelumnya di level 8.370.
Investor asing di pasar saham mencatat aliran masuk dana sebesar USD235 juta.

PT Ashmore Asset Manament Indonesia mencatat beberapa indikator penting yang terjadi sepanjang pekan, antara lain;

Ashmore mencatat sektor yang berkinerja baik adalah Properti & Real Estate serta Consumer Cyclicals, masing-masing melonjak +4,09% dan +3,82%. Sedangkan sektor yang tertinggal adalah Basic Materials dan Transportation & Logistics yang masing-masing anjlok -2,78% dan -2,22%.

Berdasarkan kelas aset, komoditas yang unggul pekan ini adalah CPO (+3,43%) dan batubara (+1,29%), sementara koreksi terdalam terjadi pada Bitcoin (-11,96%) dan Indeks Hang Seng (-5,09%).

Di Indonesia, Bank Indonesia mempertahankan suku-suku bunga acuan sesuai ekspektasi, dengan fokus pada stabilitas Rupiah.

Ashmore berpendapat, keputusan Bank Indonesia sudah tidak menjadi kejutan (berbeda dengan beberapa kejutan sebelumnya berturut-turut), dengan suku bunga tetap di 4,75%. Fokus utama tetap pada stabilitas Rupiah, yang meski relatif lemah namun stabil di sekitar 16.700 dalam sebulan terakhir saat bank sentral bersikap lebih berhati-hati.

“Namun, pembuat kebijakan terus memantau transmisi penurunan suku bunga ke suku bunga kredit yang masih lambat meski BI sudah memangkas suku bunga sebesar 125 bps,” imbuh Ashmore.

Meskipun BI menahan suku bunga, Ashmore meyakini jeda ini tidak menandai berakhirnya siklus pelonggaran, mengingat kondisi pasar global yang masih bergejolak. Selain itu, inflasi Indonesia masih berada dalam target BI, sementara ekonomi domestik berpotensi mendapat dorongan dari suku bunga kebijakan yang lebih rendah.

“BI juga berhati-hati dalam menjaga stabilitas Rupiah sekaligus memberikan insentif untuk memperbaiki transmisi penurunan suku bunga terhadap kredit perbankan,” Ashmore manambahkan.

Ashmore menilai, pandangan jangka menengah tetap tidak berubah: pemangkasan suku bunga oleh BI maupun bank sentral global kemungkinan berlanjut, sehingga imbal hasil obligasi berpotensi mendapat tekanan turun.

“Dengan demikian, kami tetap optimistis pada obligasi berdurasi panjang sambil menjaga likuiditas tinggi. Kami merekomendasikan ADUN untuk obligasi USD dan ADON untuk obligasi IDR, yang keduanya didominasi surat utang pemerintah Indonesia berdurasi panjang,” sebut Ashmore.

Selain instrumen pendapatan tetap, Ashmore tetap optimistis terhadap saham Indonesia, di mana mulai terlihat pemulihan dan peluang menjelang tahun depan. Arus dana asing terlihat kembali masuk kuat dalam beberapa minggu terakhir, dengan  net inflow  mencapai USD1,86 miliar sejak pertengahan September, meski secara YTD masih mencatat  net outflow .

“Seiring berlanjutnya siklus pelonggaran global, selera risiko investor global dapat meningkat dan menjadi katalis tambahan bagi saham emerging market  seperti Indonesia. Kami tetap selektif pada saham-saham berkualitas dengan fundamental kuat dalam siklus saat ini.” (Ashmore)”

Check Also

Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) Operasionalkan PLTS, 4,7 MWp Di Kawasan Industri Krakatau

MarketNews. Id-CDIA melalui KCE resmi mengoperasikan PLTS ground-mounted 4,7 MWp yang mencapai COD lebih cepat …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *