MarketNews.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tengah menelaah satu prospektus Penawaran Umum Perdana Saham atau initial public offering dari 10 perusahaan dengan total emisi senilai Rp5,3 triliun.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi bahwa minat IPO masih akan bertambah seiring dengan telah selesainya audit laporan keuagan semester I 2025 sebagai landasan penyusunan proses IPO.
“Jadi dengan buku Juni 2025 calon emiten dapat mengajukan IPO selama 6 bulan kedepan,”kata dia menjawab pertanyaan media terkait tren IPO dalam konfrensi pres RDKB bulan Agustus 2025 secara daring, Kamis 4 September 2025.
Namun dia tidak bisa memastikan ada calon emiten dari yang tengah ditelaah itu dengan kapitalisasi kakap atau lebih dikenal emiten light house.
“Namun demikian kami mencatat ada 10 calon emiten yang tengah diproses dengan total emisi sekitar Rp5,3 triliun,” kata dia.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 7 perusahaan tengah menungu pernyataan efektif IPO per 29 Agustus 2025. Jika dirinci dari nilai asetnya, 3 perusahaan miliki aset lebih dari Rp250 miliar atau skala besar dan 4 perusahaan beraset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Salah satu calon emiten yang santer dibicarakan telah menyampaikan prospektus IPO kepada OJK yakni anak usaha Merdeka Copper Gold (MDKA). Anak usaha MDKA tersebut memiliki konsesi tambang emas Pani di Gorontalo.
Kabar ini kian terang setelah salah satu calon penjamin emisinya yakni Indo Primier Sekuritas tidak menepis sedang mendampingi tambang emas itu IPO.
“ini terkait confindentiality ya,” jawab dia kepada Hallobisnis.
Namun dia menyatakan nama calon emiten bukanlah Pani Bersama Jaya seperti yang banyak beredar di media sosial investor.
Abdul Segara