MarketNews.id- BPI Danantara dan anak usaha perbankan dibawahnya, kian ‘memanjakan’ perusahaan milik Prajogo Pangestu dengan penyaluran kredit dan rencana suntikan modal.
Terbaru, Bank Negara Indonesia(BNI) memberikan fasilitas berjangka senior senilai USD135 juta atau setara Rp2,197 triliun kepada Petrosea (PTRO) pada tanggal 17 Juli 2025.
Sekretaris Perusahaan PTRO, Anto Broto menjelaskan, bahwa fasilitas pinjaman ini akan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha perseroan.
“Fasilitas pinjaman ini untuk tujuan umum perusahaan termasuk belanja modal dan komponen operasional,” tulis Anto dalam keterangan resmi, Jumat 18 Juli 2025.
Jika melihat laporan keuangan kuartal I 2025, emiten jasa pertambangan dengan penerima manfaat akhir Prajogo Pangestu ini terdapat utang kepada bank anak usaha BPI Danatara lainnya.
BNI dan Bank Mandiri tercatat telah menyalurkan kredit senilai USD56,8 juta dari faslitas kredit senilai USD192 juta.
Perusahaan Milik Prajogo lainnya seperti Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) telah menerima pinjaman dari BNI sebesar USD174,1 juta, Bank Mandiri senilai USD42 juta per 31 Maret 2025. Kedua bank Danantara itu juga mengucuri CUAN USD56,8 juta.
BREN, emiten pembangkit listri energi baru terbaru milik Prajogo juga tercatat rajin diguyur bank Danantara.
Mengutip laporan keuangan kuartal I 2025, anak usaha BREN mendapat fasilitas kredit dari BNI dan Bank Mandiri senilai USD110 juta pada Maret 2024.
Bank Mandiri juga menyalurkan pinjaman kepada Chandra Asri Pasific (TPIA), perusahaan petrokimia milik Prajogo Pangestu. TPIA mencatat utang jangka panjang USD243,5 juta kepada Bank Mandiri per 31 Maret 2025
Selain penyaluran pinjaman kepada perusahaan milik Prajogo, BPI Danantara juga telah menyatakan minta investasi pada Pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC) Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Rencana itu tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara 3 entitas bisnis tersebut yang ditekan pada Selasa 17 Juni 2025.
Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra menyatakan, nota Kesepahaman ini akan menjajaki kemungkinan masuknya Danantara Indonesia dan INA sebagai investor strategis baru untuk mendukung pengembangan bersama.
“Masuknya Danantara Indonesia dan INA mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan industri kimia di Indonesia. nilai investasi bersama yang diperkirakan mencapai sekitar USD 800 juta,” tulis dia.
Abdul Segara