Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Amman Mineral Alami Kerugian Di Semester I 2025 Sebesar USD148 Juta

Amman Mineral Alami Kerugian Di Semester I 2025 Sebesar USD148 Juta

MarketNews.id-Amman Mineral Internasional (AMMN), alami penyusutan penjualan sedalam 88,2 persen secara tahunan sisa USD182,5 juta pada akhir Juni 2025.

Direktur Utama AMMN, Arief Widyawan Sidarto menjelaskan, sebagian besar dari total nilai penjualan berasal dari penjualan katoda tembaga senilai USD86 juta pada kuartal II.

“Smelter tembaga kami berhasil menghasilkan 19.805 ton katoda tembaga atau setara 44 juta pon. Produksi produk ini melonjak dari hanya 635 ton pada kuartal 1 2025,” ungkap dia dalam keterangan tertulis, Kamis 31 Juli 2025.

Walau beban pokok penjualan turun 81,8 persen secara tahunan menjadi USD126,8 juta. Tapi laba kotor tetap amblas 93,4 persen sisa USD55,7 juta pada akhir Juni 2025.

Sayangnya, jumlah beban operasional bengkak 28,7 persen secara tahunan menjadi USD85,9 juta. Dampaknya, AMMN menderita rugi operasional sedalam USD30,2 juta, Memburuk dibanding akhir Juni 2024 yang tercatat laba operasional USD785,1 juta.

Terlebih, beban keuangan naik 28,4 persen secara tahunan menjadi USD167,6 juta. Sehingga emiten tambang mineral milik Keluarga Panigoro dan Grup Salim ini mengalami rugi sebelum pajak USD191,5 juta pada akhir Juni 2025.

Arief melaporkan rugi bersih sedalam USD148,72 juta pada akhir Juni 2025. Berbanding terbalik dengan akhir Juni 2024 yang membukukan laba bersih USD475,2 juta.

Akibatnya, saldo laba belum dicadangkan berkurang 4,8 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD2,9 miliar pada akhir Juni 2025.Total ekuitas pun ikut menciut 3,6 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD5,058 miliar pada akhir Juni 2025.

Arief menegaskan, kinerja keuangan akan terus membaik seiring dengan penyempurnaan operasional smelter yang sedang berlangsung. Selain itu, dia juga mengabarkan pada pertengahan Juli 2025 telah menghasilkan emas murni pertama dari fasilitas PMR.

Hanya saja masih terdapat tantangan yakni proses komisioning smelter tembaga memang butuh waktu dan komplek mengikuti standar internasional.

“Tantangan ini berpotensi memengaruhi tingkat produksi selama sisa tahun ini. Oleh karena itu, kami terus berdiskusi secara aktif dengan pemerintah terkait fleksibilitas eksport konsentrat,” tulis Arief.

Pada sisi lain, jumlah kewajiban bertambah 31 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi USD7,6 miliar pada akhir Juni 2025.

Patut dicermati, kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi menyentuh USD643,5 juta sepanjang semester I 2025.

Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya USD386,3 juta. Tapi pembayaran kepada pemasok mencapai USD715,9 juta. Ditambah pembayaran royalti, pajak dan PNBP USD151,5 juta serta bayar beban keuangan USD162,4 juta.  

Abdul Segara

Check Also

Per September 2025, WEGE Raih Order Book Rp4,16 Triliun. Mayoritas Dari Order Pemerintah

MarketNews.id-Dari Sisi Pendapatan, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), hingga September 2025 alami penurunan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *