MarketNews.id- Astra International (ASII), membukukan pertumbuhan pendapatan 2,64 persen secara tahunan menjadi Rp83,361 triliun pada kuartal I 2025.
Bila dirinci, penjualan barang meningkat 3,7 persen secara tahunan menjadi Rp57,894 triliun. Senada, pendapatan dari lini usaha keuangan dan asuransi tumbuh 3,2 persen secara tahunan menjadi Rp7,952 triliun. Tapi pendapatan lini usaha jasa dan sewa menyusut 1,36 persen secara tahunan menjadi Rp17,515 triliun.
Namun beban pokok pendapatan bengkak 4,2 persen secara tahunan menjadi Rp66,301 triliun. Dampaknya, laba kotor tergerus 2,9 persen secara tahunan menjadi Rp17,06 triliun.
Sedangkan laba sebelum pajak penghasilan turun 11,3 persen secara tahunan menjadi Rp10,646 triliun. Penyebabnya, salah satu pos penekannya, bagian atas hasil bersih ventura bersama dan entitas asosiasi turun 31,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,779 triliun.
Direktur Utama ASII, Djony Bunarto Tjondro melaporkan, laba bersih Rp6,932 triliun pada kuartal I 2025. Hasil itu turun 7,1 persen dibanding kuartal I 2024 yang mencapai Rp7,464 triliun.
Dampaknya, laba per saham melorot ke level Rp171 per lembar pada akhir Maret 2025. Sedangkan akhir Maret 2024 berada di level Rp184 per helai.
Namun demikian, laba tersebut menambah saldo laba belum dicadangkan 3,4 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp209,1 triliun pada akhir Maret 2025.
Pada gilirannya, total ekuitas turut bertambah 3,6 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp281,77 triliun pada akhir Maret 2025.
Pada sisi lain, jumlah kewajiban meningkat 6,5 persen dibanding akhir tahun 2024 menjadi Rp212,94 triliun pada akhir Maret 2025.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan ASII kuartal I 2025 tanpa audit yang diunggah pada laman BEI dikutip Kamis 1 Mei 2025.
Abdul Segara