MarketNews.id-Emiten terbilang irit belanja saham yang telah dikeluarkan pada saat kondisi pasar telah tertekan dalam sebagai dampak sentiment perang dagang yang dimulai oleh Amerika Serikat.
Hal itu tergambar dari data yang disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam paparan publik secara daring, Jumat 11 April 2025.
“Sampai dengan tanggal 9 April 2025, terdapat 21 emiten telah mengumumkan akan buyback tanpa RUPS dengan anggaran keseluruhan Rp14,87 triliun,” kata Inarno.
Inarno melanjutkan dari 21 emiten tersebut terdapat 15 emiten telah memulai aksi pembelian saham yang telah diterbitkan.
“Kami catat dari laporan 15 emiten itu total nilai yang telah buyback sementara ini Rp430 miliar atau 3 persen. Sehingga masih ada ruang besar untuk buyback dengan mempertimbangkan kondisi pasar,” ungkap Inarno.
Selain 21 emiten itu, Inarno tidak mengungkapan emiten yang berpotensi melakukan buyback tanpa RUPS dengan melihat indikator keuangan terakhir dari emiten.
“ Buyback tanpa RUPS ini mengacu POJK 23 tahun 2023 dengan salah indikator keuangan perusahaan yakni kas dan arus kas. Tapi kami tidak melakukan analisa itu,”
Seperti diketahui, OJK membuka jalan emiten melakukan buyback tanpa RUPS sejak tanggal 19 Maret 2025 setelah mengalami tekanan yang diindikasikan dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 18 Maret 2025 sebesar 1.682 poin atau minus 21,28 persen dari Highest to Date.
Sebagai tambahan informasi, sejak pembukaan Pasar Saham pasca-libur Lebaran pada 8 April 2025, IHSG day-to-day mengalami penurunan sebesar 7,9 persen dari 6.510,62 ke level 5.996,14 dan sempat mengalami halting selama 30 menit pada pukul 09.00 s.d. 09.30 WIB.
Namun demikian tekanan sedikit berkurang pada 9 April 2025 dengan day-to-day tercatat sebesar -0,47 persen atau di level 5.967,99 dan pada 10 April 2025, tercatat hasil positif dengan closing IHSG pada level 6.254,02 atau secara day-to-day naik sebesar 4,79 persen (ytd: turun 11.67 persen).
Abdul Segara