Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Indeks saham Berpotensi Anjlok Lagi Akibat Kebijakan Tarif Trump

Indeks saham Berpotensi Anjlok Lagi Akibat Kebijakan Tarif Trump

MarketNews.id-Semua pelaku Bursa kompak, prediksi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan alami penurunan Indeks signifikan ikuti Bursa dunia lainnya yang terpuruk akibat kebijakan Presiden Trump berlakukan tarif Resiprokal terhadap 180 negara mitra dagangnya yang dinilai tidak adil terhadap AS.

Pergerakan indeks harga saham gabungan ( IHSG ), berpotensi terkoreksi lebih dalam pada sesi perdagangan pekan pertama pertama usai liburan panjang Lebaran 2025, akibat kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada 180 negara di seluruh dunia.

Co Founder Pasardana dan praktisi pasar modal, Hans Kwee mengatakan bahwa tarif resiprokal pada 2 April yang merupakan “Hari Pembebasan AS” versi Presiden Donald Trump menjadi perhatian utama pasar saham dunia beberapa pekan ke depan.

“Kebijakan tarif Trump ini direspon pelaku pasar dengan koreksi tajam pada semua bursa utama Wall Street akibat kekhawatiran perang dagang yang melebar dan Risiko resesi global yang meningkat,” kata Hans dalam keterangan tertulis Minggu 6 April 2025.

Hans memperkirakan, IHSG berpotensi melemah tajam pada Selasa 8 April 2025 mengikuti bursa global yang terkoreksi selama pasar Indonesia libur. Walaupun menurut Hans ada potensi rebound dari koreksi terbuka di akhir pekan.

” IHSG berpotensi bergerak dengan support di level 6.179 sampai level 5.967 dan resistance di level 6.550 sampai level 6.706. Lakukan  buy on weakness  (BOW) waktu IHSG terkoreksi dalam di awal pekan,” imbuh Hans.

Tarif Trump yang lebih tinggi dari perkiraan mengirim gelombang kejut ke seluruh pasar keuangan dunia. Bank sentral AS Federal Reserve diperkirakan melakukan 3 – 4 kali pemotongan suku bunga acuan di tahun 2025 akibat risiko resesi AS.

Bursa Eropa menghadapi tekanan turun pasca tarif Trump, yang disertai janji balasan Uni Eropa dan China yang mendahului dengan mengumumkan tarif balasan. “ECB diperkirakan melakukan 3 kali pemotongan masing-masing 25 basis point dengan perkirakan 90% dimulai pada akhir bulan ini.

Sejumlah negara Asia Tenggara terguncang karena tarif lebih tinggi dibandingkan Eropa dan India. Harga minyak tak luput dari guncangan akibat tarif Trump ini, dimana risiko resesi dan perlambatan permintaan menekan harga minyak.

Indonesia yang mendapatkan tarif relatif tinggi di 32 % plus 10% tarif dasar diharapkan segera melakukan negosiasi dengan AS. Selain itu Indonesia juga bisa lebih merapat ke BRICS sebagai solusi perdagangan di masa depan.

Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu Senin (30/12/2024) hingga Kamis 27 Maret 2025, IHSG bergerak melemah dari 7.079 menjadi 6.472, turun 569 poin atau 8,0% secara year to date (YtD).

Dalam seminggu terakhir sebelum libur Lebaran 2025, IHSG sempat bangkit menguat dari 6.311 menjadi 6.472, naik 198 poin atau 3,2%.

Memang, dalam waktu singkat sulit buat Indonesia melobi AS agar segera duduk bersama. Apalagi dalam dua tahun terakhir Indonesia tidak memiliki Duta Besar Berkuasa Penuh untuk Amerika. Sementara tim nogoisissi yang bakal dikirim Prabowo ke AS belum juga tampak konsep yang akan dinegosiasikan dengan pihak AS.

Check Also

Pemilik Kebun Sawit Di Kawasan Hutan Diminta Lakukan Reforestasi

MarketNews.id- Satgas PKH (Penertiban Kawasan Hutan ), diminta bijak dalam melaksanakan tugasnya agar hutan bisa …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *