Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BATA, Lantaran Utang Yang Menumpuk

Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BATA, Lantaran Utang Yang Menumpuk

MarketNews.id- Akuntan Publik penelaah laporan keuangan semester I 2024 Sepatu Bata (BATA) mengungkapkan, keraguan kelangsungan usaha perusahaan pabrik alas kaki tersebut.

Dagmar Zevilianty Djamal, Akuntan Publik KAP Purwanto, Sungkoro & Surja mengungkapkan BATA mengalami kerugian bersih Rp127 miliar sehingga menderita defisit Rp16 miliar pada akhir Juni 2024.

Selain itu, total kewajiban jangka pendek telah melebihi aset lancar sebesar Rp122 miliar pada periode yang sama.

“Kondisi-kondisi tersebut, bersama dengan hal-hal lain sebagaimana dijelaskan pada Catatan 34, mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan BATA untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis Dagmar dalam lampiran hasil penelaahannya.

Menilik laporan keuangan semester I 2024 BATA yang diunggah pada laman BEI dikutip Senin 7 Oktober 2024 tertera kewajiban jangka pendek mencapai Rp442,44 miliar.

Adapun komponen terbesarnya berupa utang usaha kepada pihak berelasi Rp198,03 miliar. Kemudian, pinjaman jangka pendek senilai Rp132,75 miliar kepada  Standard Chartered Bank.

Pada sisi lain, total aset lancar BATA tercatat hanya Rp320,4 miliar dengan komponen terbesar berupa persedian senilai Rp186,32 miliar.

Namun Presiden Direktur BATA, Anirban Asit Kumar Ghosh berkeyakinan akan dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Bahkan kreditor utama dari pihak berelasi telah menegaskan niatnya untuk tidak menuntut penagihan piutannya, kecuali jika dana BATA memungkinkan pembayaran kembali dan pembayaran kembali tersebut tidak akan mempengaruhi dalam memenuhi  kewajibannya kepada pihak ketiga pada saat jatuh tempo.

“Sehubungan dengan perpanjangan fasilitas pinjaman, yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2024, manajemen berkeyakinan bahwa pinjaman ini akan diperbaharui setelah penyampaian laporan keuangan reviu pada tanggal dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 kepada bank,”tulis Ghosh.

Selain itu, Ghosh mengungkapkan rencana BATA mengatasi kemelut itu dengan melakukan peremajaan toko agar lebih menarik, meningkatkan harga jual rata rata produk ekslusif dengan marjin lebih tinggi dan efisiensi biaya operasional.

“Manajemen juga berpendapat bahwa BATA memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya di masa mendatang,”tekan Ghosh.

Abdul Segara

Check Also

“Hantu” Saham Masih Berkeliaran, SIPF Jamin Mekanisme Perlindungan Investor Telah Tersedia

MarketNews.id- Indonesia Securities Investor Protection Fund (Indonesia SIPF), menegaskan komitmennya untuk menjaga sekaligus memperkuat perlindungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *