MarketNews.id- PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menderita rugi bersih senilai USD19,082 juta pada kuartal I 2024, atau menukik 2.987 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat hanya USD618,9 ribu.
Dampaknya, saldo laba berkurang 15,7 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD102,5 juta pada akhir Maret 2024.
Padahal Direktur Utama DOID, Ronald Sutardja melaporkan pendapatan senilai USD426,22 juta pada kuartal I 2024. Hasil itu tumbuh 4,1 persen dibanding kuartal I 2023 yang terbilang USD409,49 juta.
Penopangnya, pendapatan jasa pertambangan dan penyewaan alat berat kepada Indonesia Pratama meningkat 45,8 persen secara tahunan menjadi USD105,19 juta pada akhir Maret 2024.
Senada, pendapatan serupa dari BM Alliance Coal Operation Pty Ltd naik 35,8 persen secara tahunan menjadi USD53,89 juta.
Tapi pendapatan jasa penambangan dan penyewaan alat berat dari Berau Coal turun 30,5 persen secara tahunan menjadi USD77,746 juta.
Senasib, pendapatan serupa dari Adaro Indonesia menyusut 8,7 persen secara tahunan menjadi USD45,852 juta.
Namun beban pokok pendapatan bengkak 4,5 persen secara tahunan menjadi USD388,99 juta pada akhir Maret 2024. Sehingga laba kotor tergerus 1,06 persen secara tahunan menjadi USD37,2 juta.
Sayangnya, beban keuangan naik 63,2 persen secara tahunan menjadi USD33,368 juta pada akhir Maret 2024. Bahkan beban lain lain melonjak 1.806 persen secara tahunan menjadi USD12,011 juta.Ditambah beban usaha senilai USD21,628 juta.
Akibatnya, rugi sebelum pajak penghasilan menyentuh USD24,255 juta pada akhir Maret 2024. Kondisi itu memburuk dibanding kuartal I 2023 yang membukukan laba sebelum pajak penghasilan senilai USD737,7 ribu.
Sedikit tertolong, DOID mendapatkan manfaat pajak senilai USD5,172 juta pada kuartal I 2024. Dampaknya, rugi periode berjalan sisa USD19,082 juta.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kaurtal I 2024 telah audit DOID yang diungggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI) dikutip Selasa 25 Juni 2024.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 14,3 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD1,37 miliar pada akhir Maret 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas menyusut 7,7 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD251,73 juta pada akhir kuartal I 2024.
Abdul Aziz