MarketNews.id- PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) meraih pendapatan usaha senilai USD1,453 miliar sepanjanga tahun 2023, atau turun dibanding pendapatan tahun 2022 yang mencapai USD2,238 miliar.
Pemicunya, penjualan baja ke pasar dalam negeri amblas 30,5 persen secara tahunan tersisa USD1,195 miliar pada tahun 2023. Senasib, nilai ekspor produk baja merosot 82,4 persen secara tahunan tersisa USD54,387 juta.
Tapi pendapatan sarana infrasktur tumbuh 7,05 persen secara tahunan menjadi USD182,79 juta pada akhir tahun 2023.
Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 34,1 persen secara tahunan menjadi USD1,341 miliar pada tahun 2023. Sehingga laba kotor anjlok 44,5 persen secara tahunan menjadi USD112,9 juta.
Terlebih beban umum dan administrasi bengkak 4,1 persen secara tahunan menjadi USD100,05 juta pada akhir tahun 2023. Ditambah beban penjualan senilai USD25,281 juta.
Dampaknya, emiten baja BUMN itu mengalami rugi operasi senilai USD8,043 juta pada tahun 2023, atau memburuk dibanding tahun 2022 yang membukukan laba operasi senilai USD34,306 juta.
Apalagi, KRAS mengalami rugi selisih kurs atau nilai tukar mata uang sedalam USD129,5 juta. Akibatnya perseroan menderita rugi sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan sedalam USD101,08 juta. Sedangkan akhir tahun 2022 masih mencatatkan laba sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan senilai USD214,62 juta.
Walau beban pajak penghasilan turun 84,4 persen secara tahunan tersisa senilai USD29, 968 juta. Tapi KRAS tetap mengalami rugi tahun berjalan sedalam USD131,65 juta pada akhir tahun 2023.
Sehingga Direktur Utama KRAS, Purwono Widodo melaporkan KRAS menderita rugi bersih sedalam USD130,21 juta pada tahun 2023. Memburuk dibanding tahun 2022 yang membukukan laba bersih senilai USD19,474 juta.
Abdul Aziz