MarketNews.id Semakin dinamisnya perekonomian, ditopang kondisi politik yang kian hangat jelang tahun politik, manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) optimistik pertumbuhan ekonomi akan terdorong sekitar 0,25 persen.
Adanya daya dorong pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada daya beli yang meningkat akan berdampak pada naik nya konsumsi rumah tangga serta naiknya permintaan kredit untuk kembangkan usaha.
Demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memacu kinerja di sisa tahun ini, dan memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 10 persen -12 persen.
“Ini juga komitmen kami untuk me-leverage kapital yang sangat memadai,” kata Direktur Utama BBRI, Sunarso dalam keterangan tertulis, Senin 25 September 2023.
Menurutnya, situasi ekonomi dalam negeri akan semakin dinamis ditopang kondisi politik yang kian hangat menjelang tahun politik. Sunarso mengutip sebuah riset dimana satu tahun menjelang pemilu biasanya pertumbuhan ekonomi terdorong 0,25 persen.
“Adanya pemilu juga bisa berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini akan mendorong daya beli dan konsumsi rumah tangga yang meningkat. Dan jika dikaitkan dengan pertumbuhan kredit, BRI pun memiliki hasil riset, di mana pertumbuhan kredit atau loan demand dipengaruhi konsumsi rumah tangga atau daya beli Masyarakat”, jelas Sunarso.
Untuk saat ini, BRI memiliki permodalan kuat dengan Return on Equity (ROE) yang tinggi. ROE BRI berada di level 20,01 persen, kemudian Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,76 persen. CAR tersebut menurutnya adalah hal yang perlu direspons dengan tepat karena merupakan salah satu tantangan mewujudkan pertumbuhan berkualitas.
“Permodalan yang sangat kuat, biasanya, kompensasinya adalah return on equity-nya rendah karena terlalu besar modalnya. Tapi ini sama-sama tinggi. BRI menjawab tantangan ini. Modalnya sangat kuat, artinya bank ini sangat sehat dari sisi permodalan. Tapi modal yang kuat itu juga di-leverage menjadi revenue dan return yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dari level return on equity BRI yang mencapai 20,01 persen,” tutur Sunarso.
ROE tersebut tumbuh sekitar 2,5 persen secara tahunan /year on year (yoy) dari 17,48 persen, sedangkan CAR bertumbuh 1,6 persen yoy dari 25,06 persen. Sunarso melanjutkan, dengan kemampuan yang baik dalam mengelola permodalan tersebut, manajemen perseroan optimistis mampu merealisasikan target pertumbuhan pada akhir 2023.
Likuiditas BRI pun terkelola dengan baik. Loan to Deposit Ratio BRI di level 87 persen. Likuiditas tersebut sangat memadai. Kendati demikian, perseroan akan mengoptimalkan loan to deposit ratio hingga dilevel 90-92 persen “Masih perlu didorong lagi untuk menumbuhkan kredit, sampai LDR di level yang optimal. Kita harus mampu terus tumbuh dan menjaga kualitas pertumbuhan,” pungkas Sunarso.