Home / Otoritas / Bank Indonesia / BI : Inflasi RI Turun Lebih Cepat, Pertumbuhan Ekonomi Berkisar 4,5-5,3 Persen

BI : Inflasi RI Turun Lebih Cepat, Pertumbuhan Ekonomi Berkisar 4,5-5,3 Persen

MarketNews.id Bank Indonesia telah memutuskan untuk tidak menaikan tingkat bunga acuan dan tetap di 5,75 persen. Salah satu pertimbangan tidak menaikan tingkat bunga diantaranya agar laju inflasi dapat ditekan dan pertumbuhan dapat dipacu.

Pengaruh ekonomi global juga jadi pertimbangan, dimana inflasi masih relatif tinggi di Eropa dan AS serta bergugurannya perbankan silicon juga jadi pertimbangan BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI sekitar lima persen di 2023.

Bank Indonesia tetap memprakirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 dapat mencapai 2,6% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,5% – 5,3%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, perkembangan ini didorong dampak positif pembukaan ekonomi Tiongkok pascapandemi Covid-19 khususnya pada sektor jasa sehingga pengaruh rambatannya ke ekonomi global tidak secepat prakiraan sebelumnya.

“Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) juga diprakirakan lebih baik dipengaruhi kinerja ekonomi yang kuat pada triwulan I 2023,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa 18 April 2023.

Perbaikan ekonomi global di tengah keketatan pasar tenaga kerja di AS dan Eropa mengakibatkan prospek penurunan inflasi global berjalan lambat dan mendorong berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter di negara maju meskipun diperkirakan hampir akan mencapai puncaknya.

Sementara itu, respons bank sentral AS dan Eropa memitigasi risiko kasus perbankan di AS dan Eropa berdampak pada berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Perkembangan tersebut pada gilirannya mendorong aliran masuk modal asing dan penguatan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia,” ujar Perry.

Lebih jauh Perry menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang oleh naiknya permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor. Konsumsi swasta diprakirakan semakin kuat seiring dengan terus naiknya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi.

Kegiatan investasi tetap berlanjut, terutama investasi nonbangunan.
Kinerja ekspor tetap positif. Hingga Maret 2023, ekspor nonmigas Indonesia tumbuh tinggi, didukung antara lain oleh ekspor batu bara, mesin listrik, dan kendaraan bermotor.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, AS, dan Jepang menjadi kontributor utama. Berdasarkan lapangan usaha, kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi diprakirakan tumbuh kuat.

Secara spasial, peningkatan konsumsi terjadi di hampir seluruh wilayah dan diikuti kinerja ekspor yang tetap tinggi di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua). “Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan dalam kisaran proyeksi 4,5-5,3%,” pungkas Perry.

Check Also

INPP Jual 36,7 Persen Saham Kepada Hankyu Hanshin Properti Senilai Rp652, 65 Miliar

MarketNews.id- Indonesian Paradise Property(INPP) telah menjual 149.019.892 lembar atau   36,7 persen porsi kepemilikan saham pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *