Home / Korporasi / BUMN / Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Tertahan Di Hari Pertama Perdagangan Di BEI

Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Tertahan Di Hari Pertama Perdagangan Di BEI

MarketNews.id PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) hari ini Jum’at 24 Pebruari 2023 resmi tercatat dan di perdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan mencatatkan 10,350 miliar lembar saham dengan harga perdana Rp 875 per lembar. Anak usaha Pertamina ini berhasil meraih dana publik sebesar Rp 9,05 triliun.

Sayangnya, keberhasilan PGEO menjual saham di pasar perdana, tidak semulus di pasar sekunder. Saham PGEO di hari pertama diperdagangkan harganya sempat turun bahkan mendekati harga batas bawah. Kinerja saham ini, tentunya tidak menarik buat pemegang saham yang membeli saham di pasar perdana.

Wakil Menteri BUMN , Pahala Nugraha Mansury meminta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) untuk meningkatkan kinerja keuangan, setelah memperoleh dana publik sebesar Rp9,05 triliun melalui pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO).

Menurut Pahala dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 24 Pebruari 2023, keberhasilan PGEO dalam mengakses pasar modal melalui IPO merupakan kesempatan untuk bertumbuh lebih besar dan meningkatkan akuntabilitas, serta memiliki transparansi.

“Selama sembilan bulan pertama di 2022, PGE memperoleh pendapatan USD285 juta dan EBITDA sebesar USD244 juta, jadi marjinnya mencapai 70 persen. Diharapkan kinerja dan kapasitas yang dimiliki bisa ditingkatkan,” papar Pahala.

Hingga penutupan Sesi I perdagangan hari ini, saham PGEO berakhir melemah 6,87 persen atau menyentuh level auto-rejection bawah (ARB) di posisi 815 dari harga penawaran Rp875 per saham. Meski saat pembukaan perdagangan hari ini, harga saham terpantau menguat 5,71 persen ke level 925.

Terkait fluktuasi harga PGEO, ungkap Pahala, pergerakan harga saham di hari pertama ini merupakan mekanisme pasar. “Mengenai harga, kami tidak bisa berkomentar. Tetapi dari sisi fundamental, PGE memiliki fundamental yang kuat,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PGEO, Ahmad Yuniarto mengatakan, keputusan melakukan IPO merupakan upaya untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang sebesar 600 MW hingga tahun 2027.

Dia menyampaikan, PGEO menargetkan peningkatan kapasitas terpasang yang dioperasikan menjadi 1.272 MW pada 2027 dari posisi saat ini 672 MW.

Pada pelaksanaan IPO, lanjut Ahmad, PGEO berhasil menarik minat investor investor multinasional. Sejumlah investor domestik dan multinasional yang berpartisipasi, antara lain adalah Indonesia Investment Authority (INA) dan Masdar, perusahaan clean energy yang berkantor pusat di United Arab Emirates (UAE).

Check Also

Layanan Makin Lengkap, BTN Mobile Catat Transaksi Rp60,1 Triliun

Marketnews.id- Bank Tabungan Negara (BBTN) berkomitmen untuk menjadi bank dengan layanan One Stop Financial Solution …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *