MarketNews.id Antrian calon emiten untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin panjang. PT Lini Imaji Kreasi Tbk (FUTR) salah satu calon emiten dalam antrian telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp 100 per saham. Dengan melepas 1.278 miliar lembar saham, setara dengan 20 persen dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh. FUTR diharapkan meraih dana publik sebesar Rp 127,8 miliar.
PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk ( FUTR ) menetapkan harga penawaran umum perdana saham (IPO) senilai Rp100 per lembar, sehingga perseroan bisa meraup dana publik mencapai Rp127,8 miliar.
Berdasarkan Prospektus IPO FUTR yang diterbitkan di Jakarta, Selasa 21 Pebruari 2023, perseroan melakukan IPO dengan melepas saham ke publik sebanyak 1.278.000.000 lembar bernilai nominal Rp10 per saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Dengan harga penawaran umum Rp100 per saham, maka melalui aksi korporasi ini FUTR bisa menggalang dana mencapai 127,8 miliar. Masa penawaran umum berlangsung selama kurun 21-23 Februari 2023 dan penjatahan pada 23 Februari 2023.
Bersamaan dengan proses IPO, emiten di bidang periklanan, desain khusus film, video, program TV, animasi dan komik ini juga menerbitkan sebanyak 1.022.400.000 Waran Seri I atau sebesar 20 persen dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Setiap pemegang lima saham IPO berhak memperoleh empat waran, sedangkan setiap satu waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham FUTR dengan harga pelaksanaan Rp135 per saham. Nilai hasil pelaksanaan Waran Seri I maksimal Rp138.024.000.000.
Pada aksi korporasi ini, FUTR menunjuk PT Indo Capital Sekuritas dan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Pendistribusian saham dan waran secara elektronik (Tanggal Emisi) pada 24 Februari 2023 dan pencatatan perdana saham di BEI diagendakan pada 27 Februari 2023.
Rencananya, dana hasil IPO —setelah dikurangi biaya-biaya emisi— akan digunakan untuk modal kerja sebesar 93 persen, sedangkan sisanya untuk pembelian perlengkapan teknologi penunjang aktivitas kegiatan ekosistem Gudang Kreatif.