MarketNews.id Di tengah situasi ketidakpastian perekonomian global yang tinggi di tahun 2022, yang ditandai oleh konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, lonjakan tingkat inflasi dan kenaikan suku bunga yang agresif, pasar surat utang domestik menunjukkan tren pertumbuhan yang solid.
PEFINDO mencatat selama tahun 2022 nilai penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp163,63 triliun atau meningkat 44,72 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp113,07 triliun.
PEFINDO memanfaatkan situasi ini dengan baik dan berhasil mempertahankan posisi pasarnya sebagai lembaga pemeringkat terbesar dan terpercaya di Indonesia.
Direktur Utama PEFINDO, Irmawati mengatakan bahwa secara keseluruhan, PEFINDO mencatatkan kinerja positif dengan mencatat rekor tertinggi pemeringkatan surat utang korporasi.
PEFINDO menguasai 81,09 persen pangsa pasar dari total penerbitan surat utang korporasi di tahun 2022.
Sementara itu, jumlah outstanding obligasi tahun 2022 mencapai Rp516,32 triliun atau meningkat sekitar 4,62 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai Rp493,52 triliun.
Dari total outstanding tersebut, PEFINDO menguasai pangsa pasar sebesar 79,08 persen atau senilai Rp408,30 triliun.
Pemeringkatan surat utang PEFINDO di tahun 2022 sebagian besar dilakukan pada Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar Rp103,04 triliun (77,65 persen dari total pemeringkatan surat utang).
Di samping itu, 19,43 persen lainnya (Rp25,79 triliun) adalah EBUS baru. Selain itu, PEFINDO juga memeringkat EBUS non-listed sebesar Rp3,87 triliun (2,91 persen dari total pemeringkatan surat utang).
Direktur Pemeringkatan PEFINDO, Hendro Utomo mengatakan, sebagian besar surat utang yang diperingkat adalah berkategori peringkat A dengan nilai sebesar Rp62,54 triliun. Nilai tersebut meningkat 24,71 persen dari tahun sebelumnya. ”Sedangkan pemeringkatan surat utang dengan peringkat AAA mencapai Rp45,63 triliun, meningkat 100,07 persen dari tahun sebelumnya”, ujar Hendro.