MarketNews.id Inovasi dan kreasi dalam dunia usaha mutlak diperlukan. Perubahan selalu terjadi, dan dunia usaha harus siap mengantisipasinya. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) emiten produsen hasil perkebunan dan makanan ini, mulai alihkan produk perkebunan kopi menjadi kopi olehan yang hasil jauh lebih tinggi dibandingkan menjual produk kopi itu sendiri.
Emiten yang memiliki lokasi pabrik di Jakarta, Surabaya, Lampung, Palembang, Singaraja hingga Makassar ini menargetkan memperoleh penjualan sekitar Rp 706 miliar di 2023 mendatang dimana sebagian besar diperoleh dari penjualan kopi olahan Sebesar Rp693, 22 miliar. Perseroan akan lebih fokus pada penjualan kopi olahan lantaran jauh lebih menguntungkan dibanding menjual biji kopi.
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) memproyeksikan penjualan tahun 2023 bisa mencapai Rp706,25 miliar.
Dalam paparan public ekspose di situs BEI, Jumat 9 Desember 2022, Wakil Presiden Direktur PSDN, Didik Tandiono, mengatakan proyeksi tersebut terdiri dari proyeksi penjualan bijih kopi, karet remah dan kopi olahan. “Proyeksi penjualan bijih kopi tahun depan adalah 1.605 ton dengan nilai Rp46,10 miliar,” kata Didik dalam keterangan tertulis.
Kemudian proyeksi penjualan karet remah adalah 1.000 ton dengan nilai Rp20,95 miliar. Terakhir, proyeksi penjualan kopi olahan adalah 6.620 ton dengan nilai Rp639,22 miliar.
Berdasarkan data penjualan sampai September 2022, Didik mengakui target penjualan bijih kopi sampai akhir 2022 tidak akan mencapai target. “Ini karena perseroan lebih fokus menjual produk kopi olahan yang jauh lebih menguntungkan,” ujar Didik.
Penjualan komoditas karet remah juga diprediksi tidak akan mencapai target pada akhir 2022. Penyebabnya, PSDN menghentikan sementara aktivitas produksi dan penjualan sejak Juli 2022. Langkah ini ditempuh karena disparitas harga antara harga pembelian bahan baku dengan harga penjualan barang.
“Ini membuat perusahaan sulit memperoleh tingkat keuntungan yang diharapkan,” jelas Didik.
Sementara penjualan kopi olahan diharapkan bisa mencapai proyeksi yang diharapkan. Kuantitas penjualan kopi olahan naik 115,05 persen sepanjang hampir 2022. Kemudian penjualan lokal kopi olahan naik 34,34 persen.
“Ini berkat tingginya permintaan konsumen terhadap produk kopi olahan,” tutup Didik.