MarketNews.id Masih berlanjutnya konflik Rusia- Ukraina, Pendemi Covid yang berkepanjangan dan moneter yang ketat membuat lembaga rating S&P Global menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi negara berkembang (emerging market) untuk tahun 2023.
S&P Global Ratings, Selasa 29 November 2022 menurunkan perkiraan pertumbuhan negara ekonomi berkembang (emerging market) untuk 2023, seiring tekanan terus-menerus dari konflik Rusia-Ukraina, pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, dan kondisi kebijakan moneter yang ketat.
Lembaga pemeringkat tersebut memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil emerging market sebesar 3,8% tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,1%.
“Revisi turun untuk pertumbuhan berasal dari semua emerging market, tidak termasuk China dan Arab Saudi, dengan sebagian besar ekonomi siap untuk berkembang di bawah tingkat tren jangka panjang mereka,” demikian pernyataan S&P Global, seraya menambahkan bahwa perkiraan lembaga untuk tahun 2024 dan 2025 tetap tidak berubah dari proyeksi sebelumnya, rata-rata sebesar 4,3%.
Sementara inflasi di emerging market telah melewati puncaknya atau segera mencapai puncaknya didukung penurunan inflasi makanan dan bahan bakar, meski tetap di atas target bank sentral di banyak negara, memaksa kebijakan moneter untuk tetap ketat.
“Tetapi perlambatan inflasi – ditambah dengan prospek pertumbuhan yang memburuk–dapat membawa pelonggaran kebijakan menjadi agenda di beberapa emerging market, terutama di Amerika Latin, pada pertengahan tahun depan,” tambah S&P. (Reuters)