Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) Masih Catatkan Ekuitas Negatif. BEI Tetap Sematkan Notasi E

PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) Masih Catatkan Ekuitas Negatif. BEI Tetap Sematkan Notasi E

MarkeNews.id Notasi E dibelakang kode saham PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE.E) masih dipertahankan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran emiten ini masih mengalami defisiensi modal hingga laporan keuangan terakhir perseron di Kuartal III 2022.

Meskipun dari sisi pendapatan telah terjadi peningkatan hingga 82,73 persen, namun beban pokok pendapatan perseroan alami peningkatan hingga 82,57 persen dan rugi usaha terjadi peningkatan hingga Rp139, 34 miliar. Karena masih terjadi defisiensi modal, BEI masih menyematkan notasi E di belakang kode saham perseroan.

Hingga akhir September 2022, PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) masih mencatatkan ekuitas negatif atau defisiensi modal mencapai Rp4,42 triliun, sehingga kondisi neraca perseroan ini memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tetap menyematkan Notasi Khusus ‘E’ (TELE.E).

Berdasarkan laporan keuangan TELE yang dipublikasi Jumat 18 November 2022, selama sembilan bulan pertama tahun ini, emiten yang dahulu bernama Tiphone ini mampu membukukan pendapatan mencapai Rp2,01 triliun atau melambung 82,73 persen (year-on-year).

Namun seiring dengan kenaikan pendapatan tersebut, jumlah beban pokok pendapatan TELE per Kuartal III-2022 tercatat melonjak 82,57 persen (y-o-y) menjadi Rp1,99 triliun. Sehingga, laba bruto dalam tiga kuartal pertama di 2022 menjadi Rp15,11 miliar atau melejit 34,07 persen (y-o-y).

Sementara itu, untuk periode Januari-September 2022, TELE tercatat mengalami rugi usaha mencapai Rp139,34 miliar atau jauh lebih besar dibanding rugi usaha di periode yang sama 2021 sebesar Rp58,82 miliar.
Bahkan, rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Kuartal III-2022 tercatat sebesar Rp163,97 miliar atau melambung 96,51 persen dibanding periode yang sama di 2021 sebesar Rp83,44 miliar.

Per 30 September 2022, jumlah liabilitas TELE juga terpantau membengkak menjadi Rp4,56 triliun dari Rp4,48 triliun pada 31 Desember 2021. Malahan per akhir Kuartal III-2022, total defisiensi modal perseroan melonjak menjadi Rp4,42 triliun dari Rp4,25 triliun per akhir Desember 2021.

Dengan adanya ekuitas negatif hingga mencapai Rp4,42 triliun tersebut, maka BEI akan tetap menyematkan Notasi Khusus pada kode saham Omni Inovasi menjadi TELE.E, yang menegaskan bahwa perseroan masih mencatatkan defisiensi modal.

Kode notifikasi dibelakang nama kode Emiten, memang beragam setiap emiten sesuai keadaan emiten bersangkutan. Notifikasi yang disematkan BEI akan membantu inves tor dalam mengambil keputusan untuk investasi pada saham tertentu agar lebih waspada dan berhati-hati dalam menentukan pilihan investasi pada instrumen tertentu.

Check Also

Laba Bersih Bank Jabar Anjlok 23 Persen Jadi Rp1,369 Triliun Di 2024

MarketNews.id-Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau Bank Jabar membukukan pertumbuhan kredit yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *