MarketNews.id Belajar dari pengalaman. Jadi salah satu kunci kebangkitan maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) agar tidak kembali terperosok dalam ambang kebangkrutan.
Setelah melalui proses PKPU maupun rencana penambahan modal atau right issue dan rencana penambahan struktur permodalan melalui pernyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun, GIAA termotivasi untuk terus berubah menjadi maskapai yang simple, profitable, dan full service.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) secara konsisten terus memaksimalkan misi transformasi menyeluruh dalam rangka reimaging Garuda Indonesia sebagai maskapai yang simple, profitable , dan full service sekaligus mengoptimalkan daya saing Garuda dalam memasuki tahun kebangkitan sektor aviasi yang diproyeksikan akan mulai berlangsung pada tahun 2023 mendatang.
Transformasi tersebut direfleksikan pada catatan tingkat pertumbuhan penumpang Garuda Indonesia Grup pada kuartal III-2022 yang mengalami peningkatan sebesar 61,11% menjadi 10.498.823 penumpang dibandingkan pergerakan penumpang hingga kuartal II di tahun yang sama yaitu 6.516.555 penumpang.
Sementara itu, kinerja operasional turut diperkuat dengan capaian angkutan kargo yang tercatat sebesar 144 ribu ton sampai dengan kuartal III-2022. Hal ini tentunya selaras dengan komitmen GIAA untuk terus memaksimalkan potensi angkutan kargo dalam menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan nasional.
Sementara itu, Garuda secara group turut mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga kuartal III-2022 sebesar 60,35% menjadi US$ 1,5 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar US$ 939 juta.
Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 57,87 persen, pendapatan penerbangan tidak berjadwal yang tumbuh signifikan sebesar 171,88 persen, serta pendapatan lainnya sebesar 27,13 persen.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, peningkatan pendapatan yang signifikan tersebut juga menjadi sinyal positif tersendiri bagi proyeksi kinerja usaha Garuda ke depannya yang diyakini dapat semakin sustain khususnya dengan ditunjang cost structure kinerja operasi yang semakin lean dan adaptif dalam menghadapi tantangan kinerja usaha ke depannya.
“Kondisi fundamental kinerja operasional yang semakin solid serta didukung oleh iklim market transportasi udara yang kian tumbuh signifikan, jadi momentum tersendiri bagi Garuda untuk terus mengintensifkan percepatan misi transformasi dengan ditunjang oleh berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja keuangan yang berkesinambungan,” jelas Irfan dalam keterangan resmi, Jumat 4 November 2022.
Pertumbuhan pendapatan tersebut juga kian memperkuat outlook kinerja positif Garuda di tengah langkah realisasi rights issue baik dalam kaitan implementasi rencana perdamaian PKPU , maupun rencana penambahan struktur permodalan melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun dalam mendukung program restorasi armada untuk memperkuat ketersediaan alat produksi khususnya menjelang periode peak season liburan akhir tahun.
Lebih lanjut, sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk terus menjaga performa operasional, sepanjang tahun 2022 hingga bulan Oktober lalu Garuda Indonesia berhasil mempertahankan tingkat ketepatan waktu rata rata di atas 85 persen.
“Dengan outlook kinerja yang positif serta dengan diumumkannya putusan Mahkamah Agung atas penolakan kasasi serta berbagai percepatan langkah rekognisi hasil putusan PKPU yang saat ini tengah diintensifkan melalui otoritas hukum di Amerika Serikat, kami optimistis akan semakin memperkuat langkah Garuda untuk terus mengakselerasikan proses restrukturisasi yang kami proyeksikan dapat rampung pada akhir tahun ini. Hal ini yang tentunya turut menjadi momentum penting bagi upaya Garuda dalam memaksimalkan momentum bangkitnya sektor industri aviasi di tahun 2023 mendatang,” tutup Irfan.