MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
MarketNews.id Bank Indonesia (BI) dalam survei mingguannya memperkirakan terjadi inflasi pada pekan kedua bulan November 2022 sebesar 0,11 persen. Terjadi peningkatan 0,03 persen dibanding pekan pertama November.
Meningkatnya laju inflasi ini sudah diperkirakan oleh ekonom maupun analis. Bila tidak ada aksi positif dari Pemerintah, inflasi di November berpotensi akan lebih tinggi dari inflasi yang terjadi di bulan Oktober 2022.
Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua November 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,11 persen month to month (mtm).
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono menjelaskan komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2022 sampai dengan pekan kedua yaitu telur ayam ras sebesar 0,02 persen (mtm). Lalu daging ayam ras, tempe, tomat, sawi hijau, jeruk, tahu mentah, minyak goreng, beras, bawang merah, air kemasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
“Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah sebesar -0,08 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,03 persen (mtm), bawang putih sebesar -0,01persen (mtm),” ucap Erwin dalam keterangannya.
Sementara untuk aliran modal asing berdasarkan data transaksi pada 7 – 10 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,97 triliun. Jumlah ini terdiri dari beli neto Rp4,07 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,10 triliun di pasar saham.
“Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan 10 November 2022, nonresiden jual neto Rp173,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp78,39 triliun di pasar saham,” pungkasnya.
