MarketNews.id Memasuki akhir pekan ini, harga emas masih tetap membuat cemas. Tengok laman resmi Pegadaian pagi ini, 14 Oktober 2022. Harga emas cetakan Antam ukuran 1 gram bercokol di harga Rp978.000 dan emas UBS di harga Rp932.000. Harga ini lebih baik Rp4.000 dari harga Kamis pagi.
Beda laman Pegadaian beda pula dengan pasar spot dunia. Angka inflasi AS yang turun 0.1% dibanding Agustus tetap tak mampu membuat emas makin berkilau. Perdagangan di pasar spot dunia Jumat pagi harga emas justru melemah 0,1% berada di harga USD 1.664,19 per troy ons (Toz).
Kian melemahnya harga emas ini akan makin memperpanjang reli harga yang terus menurun sejak beberapa pekan terakhir. Pada perdagangan Rabu (12 September 2022) lalu harga emas sempat menguat 0,43%. Namun, saat angka inflasi AS dirilis Kamis (13 September 2022), harga emas langsung loyo. Merosot 0,4% ke harga USD 1.665,79 per Toz.
Memang inflasi AS September lalu lebih rendah dibanding Agustus sebesar 8,3% (year on year/yoy). Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi AS pada September mencapai ke 8,2% (yoy).
Pastinya, ungkap direktur perdagangan logam High Ridge Futures David Meger, tingginya inflasi tersebut membuat harga emas merosot. Sementara pasar berharap angka inflasi AS hanya sebesar 8,1% (yoy) saja.
Tingginya inflasi AS itu tentu saja telah menghapus harapan pelaku pasar. Dengan angka inflasi begitu tinggi, tipis harapan Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan. Malah dengan inflasi yang masih di bawah ekspektasi pasar itu, bisa diduga sekarang The Fed sedang mengambil ancang-ancang untuk menaikkan suku bunga acuan secara signifikan.
Kapan? David Meger menduga akan terjadi sekitar November atau Desember mendatang.
Patut diingat jika The Fed menaikkan suku bunga acuan, secara otomatis dolar AS dan yield surat utang Pemerintah AS akan melambung. Muara akhirnya emas akan semakin meredup alias menurun harganya.
HBS