Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Siapkan Lini Bisnis Baru Fokus Energi Terbarukan

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Siapkan Lini Bisnis Baru Fokus Energi Terbarukan

MarketNews.id Keterbatasan sumber daya alam seperti batubara memang perlu di antisipasi buat perusahaan penambangan batubara. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sudah menyiapkan langka awal guna menghadapi tantangan bisnis baru setelah batubara semakin berkurang cadangannya. Setidaknya, emiten penambang batubara ini telah menyiapkan tiga bisnis baru guna antisipasi perkembangan ke depan.

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menyiapkan sejumlah bisnis baru, seiring tuntutan transisi energi di level global dan domestik.


Chief Financial Officer Adaro Lie Luckman mengatakan, perseroan berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin pembangkit listrik tenaga air atau hidro, serta pembangkit listrik berbasis surya.


“Sekarang kami menyiapkan bisnis-bisnis baru, sehingga ketika itu (cadangan batubara) semakin menurun, kami memiliki bisnis baru untuk menjaga EBITDA dan financial performance ke depan,” ujar Luckman di Jakarta, baru-baru ini.


Ia menjelaskan, kemungkinan cadangan batubara di wilayah konsesi Adaro nantinya berkurang meski cadangan yang ada saat ini masih cukup besar. Dengan rata-rata produksi batubara oleh Adaro sekitar 50-60 juta ton per tahun dan bila mendapat perpanjangan konsesi dua kali sepuluh tahun ke depan, cadangan batubara nantinya diperkirakan mendatar kemudian turun.


“Sementara kami punya waktu 10 tahun ke depan, kami bisa membangun wind, solar, dan hidro. Untuk membangun hydropower itu membutuhkan waktu sekitar 7-8 tahun, sedangkan yang lain mungkin bisa lebih cepat. Jadi strategi kita begitu,” ungkap Luckman.


Dijelaskan lebih rinci, manajemen Adaro berencana membuat suatu transformasi dari bisnis batubara ke bisnis yang lebih memiliki masa depan, terbagi dalam tiga lini bisnis.

Pertama, membuat bisnis dari energi yang dihasilkan batubara ke energi terbarukan, yakni berupa pembangkit listrik tenaga angin, surya, dan air.
Luckman menyebutkan, Adaro mempunyai satu kawasan luas di Kalimantan Utara sekitar 14.000 hektar untuk mengembangkan pembangkit listrik tersebut. Ia meyakini, semua energi bersih yang dibutuhkan, tersedia di sana dan perseroan punya komitmen membangun di daerah tersebut.


Kedua, Adaro akan bertahap mengarah ke bisnis pertambangan mineral dari sebelumnya lebih banyak mengarah ke pertambangan batubara. Diketahui, saat ini ADRO melalui PT Adaro Aluminium Indonesia tengah membangun smelter aluminium ramah lingkungan di Green Industrial Park Indonesia, Kalimantan Utara.


Ketiga adalah lini bisnis di bidang industri baterai, mobil listrik, dan industri lain yang merupakan hilirisasi dari dua lini bisnis sebelumnya yakni energi dan mineral. Semua lini bisnis baru ini pun Luckman yakini dapat membuat Adaro dan Indonesia masuk ke dalam persaingan dunia yang lebih baik.


“Kami tau komitmen Pak Presiden, Indonesia juga sangat punya potensi di bidang mineral. Kami punya potensi lahan yang luas serta potensi air. Sebenarnya itu merupakan suatu anugerah yang benar-benar bisa kita manfaatkan, ketimbang kami menghasilkan semua hasil tambang dan dijual ke luar negeri,” tandas dia.


Luckman mengakui bahwa di bidang keuangan saat ini sangat tidak mudah mencari pendanaan untuk bisnis tambang batubara. Mengingat, pandangan ekonomi secara domestik maupun global telah berkomitmen pada target net zero emission , sehingga perseroan ikut mengarah ke sana.


“Ini membuka mata kami. Kami dipaksa melihat arah ke depan, tren dunia ke mana. Kami sadari itu. Awalnya memang kami melihat itu sebagai suatu ancaman bahwa bisnis kami adalah bisnis komoditas batu bara yang sangat kental dengan isu ESG. Kemudian kami mencoba melihat peluang-peluang ke depan,” sambung dia.

Luckman mengakui bahwa porsi pendapatan bisnis Adaro saat ini masih didominasi dari batubara termal. Namun sedikit demi sedikit, perseroan tengah beralih batubara kokas (coking coal). Coking coal bukanlah batubara yang digunakan untuk menghasilkan energi, melainkan batu bara yang diambil bahan bakunya untuk membuat bajabaja, ujar Luckman.

Check Also

Keluarga Hartono Ajukan Hendra Lembong Sebagai Presdir BCA Mendatang

MarketNews.id- Dwimuria Investama, perusahaan milik Keluarga Hartono telah menyodorkan Gregory Hendra Lembong sebagai Presiden Direktur …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *