Home / Otoritas / Bank Indonesia / Ini Asumsi Makro Ekonomi Indonesia Di 2023. Pertumbuhan 5,9 Persen Dengan Inflasi 2-4 Persen

Ini Asumsi Makro Ekonomi Indonesia Di 2023. Pertumbuhan 5,9 Persen Dengan Inflasi 2-4 Persen

Marketnews.id Pemerintah bertekad, pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut meski di kedepan masih penuh tantangan yang harus direspon dengan kebijakan makroekonomi dan kebijakan struktural secara tepat. Naiknya inflasi , biaya bunga dan pengetatan moneter dunia harus direspon dengan disiplin fiskal yang pas.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyusun indikator ekonomi makro tahun 2023. Diasumsikan tahun depan pertumbuhan ekonomi di level 5,3 persen hingga 5,9 persen. Sementara tingkat inflasi sebesar 2 – 4 persen.


Dalam pidatonya di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan untuk asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yaitu Rp14.300 – Rp14.800 per USD. Kemudian tingkat suku bunga SBN 10 Tahun 7,34 persen – 9,16 persen.


“Untuk harga minyak mentah Indonesia di kisaran USD80 – USD100 per barel, lifting minyak bumi 619 ribu – 680 ribu barel per hari dan lifting gas 1,02 juta – 1,11 juta barel setara minyak per hari,” demikian disampaikan Sri Mulyani saat membacakan teks pidatonya, Jumat 20 Mei 2022.


Dijelaskan Sri Mulyani bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan masih terus berlanjut meski ke depan masih penuh tantangan yang harus direspons dengan kebijakan makro ekonomi dan kebijakan struktural secara tepat. Menurutnya kenaikan inflasi, biaya bunga dan pengetatan moneter dunia harus direspons dengan disiplin fiskal yang tepat.


Upaya konsolidasi fiskal di tahun 2023 disertai dengan reformasi fiskal yang komprehensif dari sisi pendapatan, perbaikan belanja (spending better) dan mendorong pembiayaan produktif dan inovatif.

APBN yang sehat menjadi modal yang kokoh untuk terus mendukung pembangunan dan perbaikan ekonomi. Kebijakan fiskal tahun 2023 didesain agar mampu merespons dinamika perekonomian, menjawab tantangan, dan mendukung pencapaian target pembangunan secara optimal.


“Selaras dengan hal tersebut, maka tema kebijakan fiskal tahun 2023 difokuskan pada peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ucapnya.

Check Also

Pemegang Waran FREN Dapat Tebus Saham Perusahaan Gabungan FREN Dan EXCL

MarketNews.id- Bali Media Telekomunikasi (BMT), perusahaan milik Franky Oesman Widjaja  selaku pengendali Smartfren Telecom (FREN) …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *