MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
Marketnews.id Bisnis eceran atau ritel dapat jadi salah satu alat ukur apakah bisnis secara umum sudah normal atau masih melesu alias kurang gairah. Bila bisnis eceran sudah mulai bangkit, dapat diartikan ekonomi mulai tumbuh sejalan dengan semakin banyaknya masyarakat berbelanja.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sepanjang tahun lalu mampu mampu membalikkan keadaan tahun 2020 yang alami kerugian sebesar Rp 138,87 miliar menjadi Untung di 2021 sebesar Rp170, 58 miliar.
Pada Tahun Buku 2021, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) berhasil membalikkan kinerja keuangan dengan mencatatkan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp170,58 miliar dibanding setahun sebelumnya yang merugi Rp138,87 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan RALS yang dipublikasi di Jakarta, Jumat 1 April 2022 jumlah pendapatan perseroan di sepanjang 2021 mencapai Rp2,59 triliun atau meningkat tipis dibanding setahun sebelumnya yang sebesar Rp2,53 triliun.
Namun, pada tahun lalu RALS mampu menekan beban pokok penjualan menjadi Rp1,38 triliun dari Rp1,45 triliun di 2020. Sehingga, laba bruto yang dicatatkan untuk Tahun Buku 2021 menjadi Rp1,21 triliun atau lebih besar dibanding setahun sebelumnya yang senilai Rp1,08 triliun.
Adapun laba usaha RALS di 2021 tercatat sebesar Rp155,36 miliar atau berbanding terbalik dengan pencapaian di 2020 yang mencatatkan rugi usaha mencapai Rp254,1 miliar.
Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp191,61 miliar. Untuk periode yang sama di 2020, RALS masih membukukan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp81,45 miliar.
Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) untuk Tahun Buku 2021 yang sebesar Rp21,04 miliar, maka laba tahun berjalan RALS menjadi Rp170,58 miliar. Setahun sebelumnya masih mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp138,87 miliar.
Per 31 Desember 2021, RALS tercatat mampu menekan jumlah liabilitas menjadi Rp1,49 triliun dari Rp1,57 triliun per 31 Desember 2020. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Desember 2021 sebesar Rp3,6 triliun atau lebih rendah dibanding per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp3,72 triliun.
